Pasca keputusan PDIP mengusung Ahok, koalisi kekeluargaan nampak kelimpungan. Mereka memecah koalisi menjadi dua, yang pertama dari kubu cikeas yang terdiri Demokrat, PAN, PPP, dan PKB, yang kedua berasal dari kubu Kertanegara yang terdiri dari Gerindra dan PKS. Mereka sama-sama menyodorkan calon masing-masing. Hingga akhirnya kubu Cikeas sepakat memilih Agus-Sylviana, dan kubu Kertanegara memilih Anies-Sandi.
Penunjukan Agus sebagai cagub DKI memang sangat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya,di usianya yang masih muda dengan banyaknya prestasi luar biasa di bidang kemiliteran harus ditunjuk sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Akibat dari pencalonannya tersebut terpaksa ia harus mengundurkan diri dari tugas dan pekerjaannya di bidang kemiliteran.
Misi terselubung partai Demokrat
Partai demokrat yang memposisikan diri sebagai partai penyeimbang tidak bisa berbuat banyak atas berjalannya pemerintahan. Posisinya yang cenderung netral tidak bisa mengendalikan pemerintahan atau memberikan leluasa kritik menjadikan ia berpretensi untuk merebut kembali kekuasaan.
Namun, hingga saat ini partai tersebut belum memiliki kader yang layak sebagai seorang pemimpin. Oleh sebabnya dengan menujuk Agus sebagai cagub DKI merupakan sebuah momen yang paling pas partai Demokrat kembali menunjukkan kualitasnya.
Krisis figur dalam tubuh partai demokrat membuat SBY mencoba menemukan solusi terbaik dengan menunjuk anaknya selaku wakil dari partai Demokrat. Dengan kompetisi pemilu yang akan datang diharapkan Agus memiliki daya magis yang kuat untuk mencoba mengangkat kembali citra partai Demokrat yang sudah tercoreng.
Dengan mendorong Agus sebagai calon gubernur secara tidak langsung ia memperkenalkan seorang kader dari partainya yang memiliki kriteria cocok sebagai seorang pemimpin. Dengan memiliki kemampuan dan kecerdasan yang mumpuni Agus dianggap mampu bersaing dalam pagelaran Pilgub DKI Jakarta.
Pembangkangan Kader Demokrat
Penunjukan Agus sebagai Cagub DKI terkesan mengejutkan sekali. Pasalnya, saat ini Agus merupakan seorang perwira prajurit yang berkompeten dalam tubuh TNI AD. Dengan ditunjuknya Agus sebagai Cagub DKI berarti ia harus merelakan jabatan dan pekerjaannya dalam bidang kemiliteran.
Namun penunjukkan Agus sebagai calon yang diusung oleh partai demokrat dan jajaran koalisinya tidak membuat seluruh kadernya sepakat. Beberapa kader nampak tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh partainya. Pasalnya, Agus belum masuk dalam jajaran kader Demokrat, juga belum memiliki pengalaman dalam bidang politik.
Sebelumnya secara terang-terangan dan terbuku Ruhut Sitompul tetap pada pendiriannya bahwa akan tetap mendukung Ahok sebagai Cagub DKI. Ruhut yang notabene loyal terhadap apapun keputusan partai kali ini harus membangkang.