Mohon tunggu...
Yuana Gita Yanuari
Yuana Gita Yanuari Mohon Tunggu... -

I'm agitayuana - teenagers 17yo ♥writing BADLY! writer amateur :3\r\n\r\nvisit http://agitayuana.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

7 Tahun Itu, Singkat

17 Juli 2012   01:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

7 tahun itu singkat bagiku. 7 tahun itu singkat bagi perasaanku. Dan 7 tahun itu singkat bagi dirinya. Tapi aku tak tahu bagi perasaannya.

Aku sempat terkejut melihat perubahannya, dia banyak berubah mengenai fisik, tapi tidak untuk cerianya. Semenjak perpisahan waktu itu, sekitar 5 tahun yang lalu aku tak pernah bertemu lagi dengannya. Kami satu atap sekolah dasar, sejak duduk dikelas 1 sampai terakhir kelas 6.

Aku bertemu dengannya lagi kala kemarin, dia yang datang jauh dari Yogyakarta menyempatkan waktunya sebentar untuk menemuiku, menemui kami teman-teman yang pernah ada di sela canda tawanya melepas sedikit rindu. Dan, oh Tuhan.. Aku merasakannya, rasa itu menyelusup masuk ketika aku menatap matanya, rasa itu berganti getaran hebat tepat di ulu hati. Aku tanya, mengapa?

Di tahun 2004 silam, dia pernah berkata bahwa dia memiliki "perasaan" lebih padaku, tapi kala itu aku hanya seorang bocah kecil yang tak tahu menau apa arti dari rasa yang sebenarnya. Dan kala itu, terlalu banyak hal yang aku lewati setelah mengetahui perasaannya, entah itu bahagia, senang, datar, sedih, kehilangan, sampai kebencian pun pernah menghampiriku.

Dulu, aku tak pernah menghiraukan perasaannya, karna aku fikir perasaan itu hanya perasaan angin yang akan lewat begitu saja, tapi berulang kali dia menunjukkan perhatiannya, selama 2 tahun itu dia terus menunjukkan bagaimana perasaan seorang anak kecil yang sedang 'jatuh cinta'. Aku? aku hanya seorang gadis kecil yang polos, yang bisa saja dekat dengan semua teman laki-laki ku, yang bisa saja melupakan semua kejadian dia atap sekolah dasar itu.

Tapi tidak, aku jelas-jelas masih banyak mengingatnya, mengingat kekonyolan aku dengan dia, mengingat betapa banyak kertas surat yang dia selipkan di buku pelajaran ku pada saat jam istirahat, betapa banyak kertas surat yang aku titipkan untuknya lewat teman dekatnya, mengingat sudah 2x berganti tahun tapi tetap saja dia tak pernah bosan memberiku kotak kecil berbentuk hati berisikan coklat-coklat warna-warni buatannya sendiri, dan.. mengingat betapa cueknya aku menanggapi tingkah lakunya.

Beberapa tahun terlewatkan, akhirnya aku bisa bertemu lagi dengannya. Dia yang sekarang tak banyak berubah dari dia yang dulu. Masih dia yang sama, masih dalam diamnya dia menyimpan sejuta rasa, masih dalam cerianya dia mencuri perhatian, masih dalam canda tawanya dia mencairkan suasana, masih dalam tutur katanya dia menunjukkan, masih dalam tatapan matanya yang membuatku merasa berbeda.

1 hari lebih singkat dari 7 tahun bukan? Tapi aku berhasil mengetahui betapa tak singkat perasaannya.

Dia akhirnya memilih untuk jujur, entah mungkin dia merasa penat menyimpannya, atau mungkin dia berniat membuatku sedikit sadar.

Aku tak pernah menyangka, ternyata tingkahnya yang dulu aku kira hanya sekedar 'cinta monyet', kini masih terasa sama. Dia masih memiliki perasaan itu untukku, ya Tuhan.. Apa yang dia kagumi? Apa yang membuatnya bertahan? Betapa berdosanya aku membiarkan dia masih menyimpan namaku ditengah perasaan dia pada kekasihnya, betapa dosanya aku membiarkan namanya pudar di kehidupanku, dari tahun ke tahun. Padahal, dia masih menyimpan perasaan itu, perasaan yang dulu aku kira hanya gurauan kini dia buktikan bahwa aku yang pertama, yang sampai saat ini masih sama adanya. 7 tahun yang singkat bagi diriku, dan bagi dirinya. 7 tahun yang singkat bagi perasaanku, tapi tidak sama sekali bagi perasaannya.

Aku tak tahu bagaimana membalas 7 tahun itu, 7 tahun yang begitu singkat bagi kehidupanku, tapi.. Bagaimana dengan balasan perasaannya? Apakah sesingkat alur kehidupanku?

Kini aku banyak belajar, yang aku harapkan perasaan itu masih ia simpan sampai nanti, sampai tiba saatnya aku diberi kemudahan untuk membalasnya, aku harap dia berkenan.

Ya Tuhan, aku hanya bisa berkata padanya bahwa, "jodoh itu ga kemana" hanya itu yang dapat aku balas, hanya kata yang entah akan jadi nyata atau tidak, balasan 7 tahun perasaannya padaku, aku tahu pasti Tuhan memberikan yang terbaik.

Sejujurnya perasaan itu naluri, perasaan itu anugrah terbesar dan terindah dari Tuhan, aku pun tak berhak menyuruhnya melupakan ku, aku akan sangat berdosa karna telah mencoba menghapus karunia Tuhan.

Bagiku, 7 tahun itu singkat. Sesingkat bagaimana cara dirimu menjaga perasaan itu, DANKE :)

_Yuana Gita Yanuari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun