Mohon tunggu...
Agis Ambar Gusbintari
Agis Ambar Gusbintari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Biologi. Hobi membaca novel dan bersepeda. Tertarik pada bidang pendidikan, seni, dan kebudayaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradigma Integrasi : Ilmu Botani sebagai Acuan Budidaya Sawi Hijau dalam Perspektif Epistemologi

20 Desember 2024   02:14 Diperbarui: 20 Desember 2024   02:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma Integrasi adalah cara pandang atau pendekatan yang bertujuan untuk menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Dengan penggabungan berbagai disiplin ilmu, kita bisa memperoleh pemahaman yang lebih utuh dan menyeluruh tentang suatu fenomena. Integrasi memungkinkan kita untuk menemukan solusi yang lebih efektif dan menciptakan inovasi serta perspektif yang lebih terbarukan. Ilmu botani adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek dalam tumbuhan. Aspek tersebut meliputi penelitian tentang struktur, fungsi, klasifikasi, distribusi, serta interaksi tumbuhan dan lingkungannya. Paradigma integrasi dalam ilmu botani menekankan pada hubungan timbal balik antara tumbuhan, manusia, dan lingkungan. Bukan hanya mempelajari tumbuhan secara individu, tetapi juga melihat bagaimana tumbuhan berinteraksi dengan faktor-faktor lain.

Epistemologi merupakan teori yang membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai tiga pendekatan utama yaitu bayani, burhani, dan irfani dalam ilmu botani.

Bayani

Pendekatan bayani merupakan metode berpikir yang didasarkan pada teks kitab suci, khususnya Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang mendorong manusia untuk mempelajari alam semesta, termasuk tumbuhan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-An'am ayat 99:

“Dialah yang menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan. Maka, darinya Kami mengeluarkan tanaman yang menghijau. Darinya Kami mengeluarkan butir yang bertumpuk (banyak). Dari mayang kurma (mengurai) tangkai-tangkai yang menjuntai. (Kami menumbuhkan) kebun-kebun anggur. (Kami menumbuhkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman”

Dari surat Al-An'am ayat 99 tidak hanya memberikan pemahaman tentang proses alam, tetapi juga mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Allah SWT. Ayat ini juga memberikan dasar-dasar ilmu pertanian yang relevan dengan praktik budidaya modern. Mengindikasikan bahwa alam semesta, termasuk tumbuhan, merupakan kitab Allah SWT yang dapat dibaca dan dipelajari. Dengan demikian, ilmu botani dapat dipandang sebagai upaya untuk membaca kitab Allah dan memahami sunnatullah (hukum-hukum Allah SWT) yang berlaku di alam. Menyadarkan kita akan kekayaan alam dan keberagaman jenis tanaman yang bisa kita budidayakan. Mendorong kita untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu botani. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat ini, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi budidaya tanaman dan umat manusia.

Burhani

Pendekatan burhani adalah pendekatan untuk mendapatkan pengetahuan melalui penalaran deduktif menggunakan akal dan logika. Penerapan ilmu botani dalam budidaya sawi hijau haruslah sesuai dengan praktik ilmu botani agar menghasilkan sawi hijau dengan kualitas yang bagus. 

Contoh konkret dalam pendekatan ini saya alami ketika saya membudidayakan sawi hijau tanpa memahami ilmu botani. Dalam pertumbuhannya sawi hijau yang saya tanam mengalami beberapa masalah seperti pertumbuhan tanaman yang tidak seragam, beberapa tanaman ada yang tubuh subur namun yang lainnya kerdil, kemudian daun sawi yang berwarna menguning, pucat dan layu. Setelah di analisis dan diberikan pemahaman mengenai ilmu botani, saya mengetahui bahwa masalah yang terjadi pada tanaman sawi hijau saya disebabkan karena kekurangan nutrisi. Solusi dari masalah tersebut yaitu dengan memberikan pupuk urea pada tanaman sawi hijau. Hasil akhirnya membuat kualitas tanaman sawi hijau lebih baik.

Irfani

Pendekatan irfani menekankan pada pentingnya pengalaman spiritual dan intuisi dalam memahami alam. Dengan memahami prinsip-prinsip ilmu botani, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Ilmu botani memberikan dasar yang kuat untuk memecahkan berbagai masalah dalam budidaya sawi hijau. Dengan memahami proses fisiologis tanaman, kita dapat mendiagnosis masalah dengan lebih akurat dan memberikan solusi yang tepat. Dari hal ini menyadarkan kita adanya keteraturan dan keseimbangan yang menakjubkan dari alam semesta. Menguatkan keyakinan kita akan adanya pencipta yang Maha Agung. Dengan memahami betapa kompleksnya pertumbuhan tanaman dapat membuat kita untuk lebih mensyukuri nikmat Allah berupa rezeki yang melimpah. Mengingatkan kita untuk lebih bertanggung jawab menjaga, menghargai keberagaman hayati dan melestarikan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun