Mungkin aku hari ini akan menjadi seorang editor atau wartawan di satu perusahaan media cetak dan online jika saat itu aku 'iyakan', atau barang kali malam ini mungkin aku akan berkutat dengan tesis jika pada saat itu aku bersikeras melanjutkan studi magister.Â
Tapi siapa yang tahu, mungkin saja aku akan menjadi seorang yang tidak bekerja dan hanyut dalam kenangan-kenangan masa lalu sewaktu sekolah.
Dulu saat ditanya oleh guru mengenai cita-cita, aku adalah pribadi yg ingin menjadi pengusaha. Bukan karna aku tau apa itu pengusaha, tapi profesi itu agak jarang diucapkan siswa lain.Â
Ada perasaan bangga saat berbeda dengan yang lain. Haha.
Jika bisa dikerucutkan menjadi 2 hal, menulis dan mendidik adalah dua rutinitas yang melekat hingga saat ini. Khusus yg pertama, tahun ini sepertinya minim berkarya dalam bentuk tulisan, baik artikel ataupun buku. Bisa dihitung dengan jari.Â
Bahkan, jarak tulisan edisi CaPen (Catatan Pendidikan) ini terbit berjarak 5 bulan. Maklum, bukan karna banyak kerjaan. Namun, virus kemalasan, kemageran, dan rebahan bisa menular ke siapa saja. Apalagi vaksinnya agak sulit.
Gejolak dan pergerakan Pendidikan hari ini tak bisa dipungkiri menguras energi dan waktu sebagai seorang pendidik yang seumur jagung ini untuk terus belajar.Â
Ada kerinduan untuk menulis lagi. Ada Hasrat untuk merasakan kenikmatan yang tak mampu dijelaskan lewat menulis.Â
Malam ini, setelah selesai dengan semua rutinitas, memulai untuk menulis lagi. Kata orang bijak "Jangan biarkan ada jarak yang memungkinkan adanya alasan-alasan di antara aktivitas saat ini dan pekerjaan yang ingin dimulai".Â
Jadi, bergegas ambil laptop tua kesayanganku dan ku putar kumpulan lagu-lagu Ipang. Aku mulai menulis dengan sebisa mungkin menghindari menekan tombol "backspace".