Mohon tunggu...
Agip Mustofa
Agip Mustofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepemimpinan B.J Habibe

4 Desember 2023   12:19 Diperbarui: 4 Desember 2023   12:19 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

B.J. Habibie, atau Bacharuddin Jusuf Habibie, adalah seorang ilmuwan dan politikus Indonesia yang menjadi Presiden Indonesia ketiga dari tahun 1998 hingga 1999. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang insinyur dan penemu yang berperan penting dalam pengembangan industri pesawat terbang di Indonesia.

Gaya kepemimpinan B.J. Habibie dapat digambarkan sebagai pemimpin yang visioner, inovatif, dan berorientasi pada pembangunan teknologi dan industri. Berikut adalah beberapa ciri khas dari gaya kepemimpinannya:

1. Visioner: Habibie memiliki visi yang jauh ke depan dan berkomitmen untuk mengembangkan Indonesia menjadi negara yang maju dalam bidang teknologi dan industri. Ia percaya bahwa kemajuan teknologi adalah kunci untuk mencapai kemajuan ekonomi dan kemandirian bangsa.

2. Inovatif: Habibie dikenal sebagai seorang inovator yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi dan rekayasa. Ia berusaha untuk mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia, termasuk dalam industri pesawat terbang. Ia percaya bahwa inovasi adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan daya saing yang lebih baik.

3. Berorientasi pada pembangunan: Habibie sangat fokus pada pembangunan infrastruktur dan industri di Indonesia. Ia berusaha untuk meningkatkan kemandirian bangsa dalam bidang teknologi dan industri, dengan harapan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan ekonomi nasional.

4. Keterbukaan dan transparansi: Habibie mendorong keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan. Ia berusaha untuk mengurangi korupsi dan nepotisme, serta memperkuat sistem demokrasi di Indonesia.

Riwayat hidup B.J. Habibie juga menarik untuk diketahui. Ia lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi di Jerman, ia bekerja di perusahaan pesawat terbang Jerman, Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB). Di sana, ia terlibat dalam pengembangan pesawat terbang dan teknologi aeroangkasa.

Pada tahun 1974, Habibie kembali ke Indonesia dan mendirikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Ia juga terlibat dalam pembentukan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Di bawah kepemimpinannya, IPTN berhasil mengembangkan pesawat terbang nasional, seperti N-250 Gatotkaca dan CN-235.

Pada tahun 1998, setelah pengunduran diri Presiden Soeharto, Habibie diangkat sebagai Presiden Indonesia. Selama masa jabatannya, ia mengimplementasikan reformasi politik dan ekonomi, serta memperkuat demokrasi di Indonesia. Pada tahun 1999, ia mengadakan pemilihan umum yang menghasilkan terpilihnya Presiden baru, Abdurrahman Wahid.

Setelah meninggalkan jabatan presiden, Habibie terus berkontribusi dalam bidang teknologi dan pendidikan di Indonesia. Ia mendirikan Yayasan Habibie untuk mendukung pengembangan sains dan teknologi, serta pendidikan di Indonesia. Habibie meninggal dunia pada tanggal 11 September 2019 di Jakarta, meninggalkan warisan sebagai salah satu tokoh penting dalam pembangunan teknologi dan industri di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun