Lumajang Eksotik, begitulah City Branding (Citra Kota) Kabupaten Lumajang yang tepat 7 Januari 2020 lalu launching bersamaan konser ambyar Alm. Didi Kempot di perempatan ST. Konser yang tentu akan melegenda bagi kebanyakan kaum Milenial Lumajang dimana kebanyakan dari mereka itu adalah konser ambyar pertama dan terakhir setelah meninggalnya sang Godfather of Broken Heart pada 5 Mei 2020 lalu, sungguh disayangkan.Â
Lalu apa kaitannya lumajang eksotik, konser ambyar, dan pertumbuhan ekonomi kita tercinta? Sedikit spoiler, Lumajang Eksotik itu masa depan pertumbuhan ekonomi kita. Lalu Konser Ambyar? Yaa itu lah realitas kondisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang beberapa tahun ke belakang, AMBYAR.
Sebelum saya bercerita lebih jauh tentang kondisi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lumajang, izinkan saya menjelaskan sedikit tentang apa itu Pertumbuhan Ekonomi dan bagaimana menghitungnya. Menurut pendekatan ekonomi regional, Pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah tersebut.Â
Pertambahan pendapatan itu diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan (Robinson Tarigan, 2004). Salah satu cara menghitung Pertumbuhan Ekonomi adalah dengan Indikator Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Caranya adalah membandingkan PDB tahun tersebut terhadap PDB tahun dasar.Â
Rumus : R(t-1, t) = (PDBt -- PDBt-1)/PDBt-1 x 100%
Lalu apa itu PDB dan PDRB? PDB dan PDRB dapat diartikan bahwa jumlah produksi baik barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh unit produksi di suatu daerah pada saat tertentu, yang membedakan hanya fungsinya, PDB biasa digunakan pada skala Negara dan PDRB yang merupakan akronim dari Produk Domestik Regional Bruto digunakan pada skala lebih kecil seperti provinsi atau kabupaten.Â
Ada dua pendekatan untuk menghitungnya, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendapatan. Pendekatan yang saya gunakan kali ini adalah pendekatan pendapatan atau nilai tambah produksi.
Rumus : PDB = r (rent) + w (wages) + i (interest) + p (profit)
Lalu bagaimana cara mendapatkan angka pada komponen-komponen perhitungan diatas? Adalah menggunakan tabel Input-Output (I-O) jawabannya. Tabel I-O merupakan suatu sistem data statistik yang disusun dalam bentuk matriks, yang menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi dalam kurun waktu tertentu.Â
Baiklah selesai sudah pengantar dari saya, selanjutnya mari kita buka data-data yang dipublikasikan BPS Kabupaten Lumajang yang berjudul Kabupaten Lumajang Dalam Angka tahun 2015-2020.Â
AMBYAR yang pertama