Sebuah video viral di media sosial (medsos) memperlihatkan tiga orang petugas ekspedisi dengan santainya melemparkan paket ke dalam truk. Alhasil, para netizen pun menumpahkan amarahnya dengan segera membanjiri kolom komentar dari unggahan video tersebut.
Insiden yang terjadi di kawasan Rawasari, Salemba, Jakarta, ini pun semakin menambah daftar panjang kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan barang kiriman mereka. Lantas, apa sebenarnya yang salah dengan sistem ekspedisi kita? Tidak adakah kekhawatiran dari si pelaku bahwa apa yang mereka lakukan tersebut akan merugikan orang lain?
Di balik layar proses pengiriman yang mungkin terlihat sederhana, sebenarnya terdapat tantangan besar terkait budaya kerja, sistem manajerial, sampai dengan kepedulian pihak ekspedisi kepada pelanggan.
Saat ini mungkin kita hanya dosuguhi aksi melempar paket, akan tetapi itu hanyalah puncak gunung es dari suatu masalah yang lebih kompleks.
Budaya Kerja Tidak Profesional
Salah satu akar masalah dari kejadian semacam ini sebenarnya adalah budaya kerja yang cenderung mengabaikan nilai-nilai profesionalisme. Di dalam dunia logistik, banyak pekerja yang dihadapkan pada tuntutan waktu yang ketat dan beban kerja yang berat. Tak ayal, hal ini kerap menciptakan lingkungan kerja tidak sehat, di mana efisiensi sering kali diutamakan ketimbang kualitas layanan.
Dalam kasus melempar paket, perilaku tersebut mungkin dianggap sebagai "cara cepat" untuk memenuhi target kerja.
Namun, perilaku tersebut tentu tidak bisa dibenarkan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Peter Drucker, "Quality in a service or product is not what you put into it. It is what the customer gets out of it." (Kualitas dalam layanan atau produk bukanlah apa yang Anda masukkan ke dalamnya, tetapi apa yang pelanggan dapatkan darinya).
Jika perusahaan hanya berfokus pada kecepatan tanpa memperhatikan kualitas, maka yang terjadi adalah hilangnya kepercayaan pelanggan.
Penting bagi kita untuk memahami bahwa budaya kerja tidaklah terbentuk secara instan. Itu adalah hasil dari kebijakan manajemen yang diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu.
Dalam beberapa kasus, manajemen perusahaan logistik mungkin kurang memberikan perhatian pada aspek pengawasan dan pelatihan karyawan. Padahal, pelatihan yang tepat bukan hanya berperan untuk meningkatkan keterampilan teknis pekerja, tetapi juga membentuk mentalitas mereka dalam menghadapi tanggung jawab pekerjaan.