Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Arsitek Kecerdasan Emosional Generasi Digital

25 November 2024   15:14 Diperbarui: 25 November 2024   15:15 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perubahan besar yang terjadi akibat digitalisasi, peran guru sebagai pendidik tidak lagi terbatas pada penyampaian ilmu semata. Mereka kini menjadi arsitek bagi kecerdasan emosional (EI) generasi digital yang semakin berkembang dalam dunia maya yang serba cepat dan terhubung.

Tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, guru juga harus memiliki kemampuan untuk membimbing siswa dalam memahami, mengelola, dan mengaplikasikan emosi mereka, terutama dalam menghadapi tantangan sosial yang muncul di dunia digital.

 

Kemampuan kecerdasan emosional ini menjadi kunci penting dalam mempersiapkan siswa untuk sukses dalam kehidupan yang semakin dipenuhi oleh teknologi.

Guru sebagai fasilitator emosional bagi siswa perlu memiliki keterampilan sosial emosional yang mumpuni. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Scanlan Center for School Mental Health di University of Iowa menekankan pentingnya kecerdasan emosional dalam menciptakan lingkungan kelas yang aman, mendukung, dan kondusif untuk pertumbuhan akademik dan sosial.

Keterampilan ini sangat diperlukan untuk mendekati siswa dengan cara yang empatik, membantu mereka mengenali perasaan mereka sendiri dan orang lain, serta menciptakan hubungan positif di antara mereka. Sebagai arsitek kecerdasan emosional, guru harus menjadi contoh dan pelatih dalam hal ini, mengintegrasikan EI dalam pengajaran mereka sehari-hari.

Tidak hanya itu, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, tantangan baru muncul, yakni terkait bagaimana menciptakan hubungan yang mendalam dan autentik dalam konteks digital.

Sebuah studi dari Greater Good Science Center di UC Berkeley menunjukkan bahwa guru yang menguasai keterampilan sosial emosional yang tinggi dapat membangun hubungan lebih kuat dengan siswa, yang juga berperan dalam mengurangi tingkat burnout guru dan meningkatkan kualitas suasana kelas secara keseluruhan.

Hal ini semakin penting di dunia digital, di mana interaksi yang lebih sering terjadi secara virtual memerlukan keterampilan baru untuk menjaga empati dan koneksi sosial.

Pentingnya Kecerdasan Emosional dalam Pembelajaran Digital

Kecerdasan emosional sangat dibutuhkan dalam konteks pembelajaran digital, di mana interaksi virtual menggantikan komunikasi tatap muka. Sebuah studi dalam Journal of Educational Psychology menyoroti bagaimana pembelajaran digital dapat memfasilitasi perkembangan EI siswa melalui aktivitas kolaboratif dan interaksi virtual yang mendalam.

Dalam dunia digital ini, guru berperan sebagai fasilitator yang tidak hanya memberikan materi ajar, tetapi juga menciptakan ruang untuk siswa mengembangkan keterampilan sosial emosional mereka.

Di dalam lingkungan belajar yang serba digital ini, guru diharapkan dapat membangun hubungan empatik , serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan belajar bekerja sama secara efektif meskipun tidak bertatap muka.

Guru harus mampu mengenali perasaan siswa dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan meskipun melalui platform digital. Karena seiring meningkatnya kecanduan teknologi dan pengaruh media sosial, sering kali siswa merasa terisolasi atau terpinggirkan.

Oleh karena itu, guru yang memiliki keterampilan EI yang tinggi dapat lebih efektif mengatasi tantangan ini, menciptakan lingkungan yang mendukung di mana siswa merasa dihargai dan dapat belajar secara maksimal.

Dalam konteks ini, guru tidak hanya mengajarkan keterampilan akademis, tetapi juga membantu siswa membangun kemampuan untuk mengelola stres, mengatasi kecemasan, serta merespon dengan bijak terhadap situasi yang penuh tantangan.

Membangun Kecerdasan Emosional di Kelas dengan Strategi yang Tepat

Mengembangkan kecerdasan emosional di kelas bukanlah hal yang instan, namun memerlukan strategi yang tepat dan konsisten. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai, baik secara langsung maupun dalam interaksi digital.

Guru harus menjadi model dalam hal pengelolaan emosi dan hubungan interpersonal yang positif. Mereka bisa mengajarkan teknik-teknik dasar dalam pengelolaan stres, pemecahan masalah, serta keterampilan komunikasi yang baik.

Penerapan kecerdasan emosional dalam pembelajaran sehari-hari juga bisa dilakukan dengan cara mengintegrasikan aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa untuk bekerja sama, saling mendukung, dan berempati. Ini bisa mencakup proyek-proyek kolaboratif, diskusi kelompok, atau penggunaan teknologi untuk meningkatkan keterampilan sosial emosional mereka.

Misalnya, dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat dihadapkan pada situasi nyata yang membutuhkan mereka untuk berkolaborasi, menyelesaikan masalah, dan menunjukkan keterampilan dalam mengelola hubungan interpersonal yang baik.

Dengan cara ini, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga melatih keterampilan penting yang akan membantu siswa bertahan di dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan cepat. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk terus meningkatkan kecerdasan emosional mereka sendiri agar dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa mereka.

***

Kecerdasan emosional adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama di era digital yang penuh tantangan ini. Di tengah momen peringatan Hari Guru tahun ini, Guru, sebagai arsitek kecerdasan emosional generasi digital, memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan kemampuan sosial emosional siswa.

Dengan keterampilan yang tepat, mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berempati, berkomunikasi, dan bekerja sama dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital.

Pada akhirnya, guru yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi tidak hanya membantu siswa mencapai keberhasilan akademis, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang cerdas secara emosional dan siap menghadapi dunia yang semakin kompleks.

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun