Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Arsitek Kecerdasan Emosional Generasi Digital

25 November 2024   15:14 Diperbarui: 25 November 2024   15:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang guru sedang berbicara dengan siswa, menciptakan hubungan emosional yang kuat dalam kelas digital.| Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik

Di dalam lingkungan belajar yang serba digital ini, guru diharapkan dapat membangun hubungan empatik , serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan belajar bekerja sama secara efektif meskipun tidak bertatap muka.

Guru harus mampu mengenali perasaan siswa dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan meskipun melalui platform digital. Karena seiring meningkatnya kecanduan teknologi dan pengaruh media sosial, sering kali siswa merasa terisolasi atau terpinggirkan.

Oleh karena itu, guru yang memiliki keterampilan EI yang tinggi dapat lebih efektif mengatasi tantangan ini, menciptakan lingkungan yang mendukung di mana siswa merasa dihargai dan dapat belajar secara maksimal.

Dalam konteks ini, guru tidak hanya mengajarkan keterampilan akademis, tetapi juga membantu siswa membangun kemampuan untuk mengelola stres, mengatasi kecemasan, serta merespon dengan bijak terhadap situasi yang penuh tantangan.

Membangun Kecerdasan Emosional di Kelas dengan Strategi yang Tepat

Mengembangkan kecerdasan emosional di kelas bukanlah hal yang instan, namun memerlukan strategi yang tepat dan konsisten. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai, baik secara langsung maupun dalam interaksi digital.

Guru harus menjadi model dalam hal pengelolaan emosi dan hubungan interpersonal yang positif. Mereka bisa mengajarkan teknik-teknik dasar dalam pengelolaan stres, pemecahan masalah, serta keterampilan komunikasi yang baik.

Penerapan kecerdasan emosional dalam pembelajaran sehari-hari juga bisa dilakukan dengan cara mengintegrasikan aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa untuk bekerja sama, saling mendukung, dan berempati. Ini bisa mencakup proyek-proyek kolaboratif, diskusi kelompok, atau penggunaan teknologi untuk meningkatkan keterampilan sosial emosional mereka.

Misalnya, dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat dihadapkan pada situasi nyata yang membutuhkan mereka untuk berkolaborasi, menyelesaikan masalah, dan menunjukkan keterampilan dalam mengelola hubungan interpersonal yang baik.

Dengan cara ini, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga melatih keterampilan penting yang akan membantu siswa bertahan di dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan cepat. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk terus meningkatkan kecerdasan emosional mereka sendiri agar dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa mereka.

***

Kecerdasan emosional adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama di era digital yang penuh tantangan ini. Di tengah momen peringatan Hari Guru tahun ini, Guru, sebagai arsitek kecerdasan emosional generasi digital, memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan kemampuan sosial emosional siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun