Bagaimana rasanya melihat nama Indonesia jadi sorotan dunia teknologi? Bangga? Penasaran? Atau malah skeptis?
Baru-baru ini, kunjungan Jensen Huang, CEO Nvidia, ke Indonesia menyulut diskusi hangat di berbagai kalangan. Mengapa seorang pemimpin perusahaan teknologi kelas dunia rela menyempatkan diri menengok kita?
Jawabannya tentu tidaklah sesederhana "karena dia suka rendang", bukan? Potensi Indonesia sebagai pasar berkembang di bidang teknologi, pertumbuhan startup, hingga kebutuhan ekosistem AI yang memadai membuat negara ini kian menarik.
Bukan tidak mungkin bos-bos besar teknologi lainnya akan silih berganti melihat potensi tersembunyi yang kita miliki ini.
Namun, setelah kunjungan tersebut, apakah yang sebenarnya bisa terjadi dengan teknologi AI di Indonesia?
Mari kita telaah bersama dalam lima poin berikut. Jangan sampai terlewat ya!
#1. Pengembangan Infrastruktur AI: Awal dari Indonesia Digital Nation
Kunjungan Jensen Huang mungkin bukan sekadar ajang makan siang bersama pejabat. Ia membawa misi besar untuk membangun fondasi teknologi masa depan.
Nvidia, melalui kolaborasi strategis, berpotensi membantu Indonesia membangun pusat data berteknologi tinggi yang mampu mengolah komputasi AI skala besar. Langkah ini bisa menjadi pijakan penting untuk menopang berbagai aplikasi berbasis AI, mulai dari analisis data besar hingga layanan cloud generasi baru.
Seperti yang pernah dikatakan Jensen Huang dalam konferensi Stanford 2024, "The next 10 years will define the exponential leap of AI." Kalau peluang ini dimanfaatkan dengan tepat, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi hub AI regional Asia Tenggara.
Namun, pertanyaannya, mampukah infrastruktur kita mengikuti? Atau malah seperti jalan tol yang penuh tambal sulam? Semoga Pak Jokowi, eh Pak Prabowo berkenan memberikan atensi lebih terhadap hal ini.