Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

The Future of Work, Bagaimana AI Mengubah Cara Kita Mendefinisikan Nilai Pekerjaan ?

25 September 2024   05:19 Diperbarui: 25 September 2024   05:20 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar diolah dari Freepik.com / DC Studio

Apakah kamu siap menyambut masa depan yang lebih futuristik? Masa depan di mana pekerjaan bukan lagi sekadar jam kantor 9 pagi hingga 5 sore, melainkan sesuatu yang bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan dilakukan oleh siapa saja---bahkan mungkin oleh kecerdasan buatan (AI).

Iya, selamat datang di era baru yang sedang mendefinisikan ulang nilai pekerjaan. Bagaimana? Lewat AI, tentu saja!

Bayangkan suatu hari kamu terbangun, membuka laptop, dan ternyata pekerjaan yang biasa kamu lakukan sudah dikerjakan oleh mesin. Terkejut? Tenang, kamu tidak sendiri. Banyak orang mulai berpikir, "Apa nilai dari pekerjaan yang saya lakukan jika AI bisa melakukannya lebih cepat, lebih akurat, dan tanpa lelah?"

Kita ada di tengah revolusi besar, kawan. Tapi, seperti kata pepatah lama: "Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka."

Nah, sebelum kamu terlalu khawatir dengan masa depan yang penuh AI ini, yuk kita simak bagaimana sebenarnya AI mengubah cara kita mendefinisikan nilai pekerjaan melalui 4 aspek kunci berikut.

#1. Pekerjaan Bukan Lagi Tentang Jam Kerja, Tapi Tentang Produktivitas

Selama bertahun-tahun, dunia kerja selalu mengaitkan upah dengan jam kerja. Pekerja kantoran biasanya mendapatkan gaji berdasarkan berapa lama mereka bekerja di kantor. Tapi AI mulai menggeser paradigma ini. Pekerjaan kini bukan lagi soal berapa lama kita duduk di meja kerja, melainkan seberapa produktif kita.

Dengan AI, produktivitas meningkat secara eksponensial. Sebuah laporan dari Autor (2015) menunjukkan bahwa teknologi otomasi telah memungkinkan pekerja manusia menjadi lebih efisien, berfokus pada tugas-tugas bernilai tinggi, sementara pekerjaan repetitif ditangani oleh mesin. Sehingga, definisi pekerjaan beralih dari berapa banyak waktu yang dihabiskan, menjadi seberapa besar hasil yang dihasilkan.

Ini membuat kita bertanya, "Apa artinya bagi saya sebagai pekerja?"  Baiklah, itu artinya kamu perlu fokus pada keterampilan yang tidak bisa diotomasi. Apa itu? Kreativitas, empati, pemecahan masalah kompleks---semua hal yang sulit dikerjakan oleh AI.

Yang pasti, jika kamu tidak ingin pekerjaanmu diambil alih oleh robot, pastikan pekerjaanmu tidak seperti robot. Jadi, jangan sekadar bekerja rutin, tapi berinovasilah!

 

AI telah menggeser fokus dari jam kerja menuju hasil yang lebih produktif. | Ilustrasi gambar: Freepik.com / pikisuperstar
AI telah menggeser fokus dari jam kerja menuju hasil yang lebih produktif. | Ilustrasi gambar: Freepik.com / pikisuperstar


#2. AI Memungkinkan Pekerjaan Lebih Kolaboratif, Bukan Kompetitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun