Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Booming Fenomena "Quiet Luxury", Strategi Finansial atau Sekadar Tren?

19 September 2024   19:40 Diperbarui: 21 September 2024   11:01 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toko merek mewah(dok. Shutterstock/tartanparty via Kompas.com)

Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata luxury? Mobil sport mencolok? Tas branded berlogo besar? Atau mungkin jam tangan yang harganya setara dengan satu unit apartemen?

Namun, di tengah kebiasaan pamer kemewahan yang ramai di sosial media, muncullah tren baru yang sedikit berbeda: quiet luxury.

Bagi sebagian orang, tren ini dianggap sebagai strategi finansial yang cerdas. Bagi sebagian lain, ini mungkin hanya gaya hidup yang terlihat "simple," tapi tetap menguras dompet. Jadi, apakah fenomena ini benar-benar strategi atau cuma tren sesaat?

Mari kita bongkar lebih dalam.

#1. Quiet Luxury: Ketika Kesederhanaan Menjadi Kekuatan

"Luxury is the ease of a t-shirt in a very expensive dress." --- Karl Lagerfeld

(Terjemahan: Kemewahan adalah kemudahan kaos dalam balutan gaun yang sangat mahal.)

Quiet luxury bukan tentang kemewahan yang mencolok. Bukan juga tentang logo besar di mana-mana. Sebaliknya, ini adalah tentang mengenakan barang berkualitas tinggi yang tidak terkesan "teriak" tapi tetap elegan. Seperti mengenakan kemeja linen yang tidak berlogo, tapi harganya cukup untuk mengagetkan dompetmu.

Fenomena ini mengingatkan kita pada teori conspicuous consumption yang diperkenalkan oleh Thorstein Veblen di tahun 1899. Menurut teori tersebut, banyak orang menggunakan barang mewah untuk menandakan status sosial mereka. Namun, dalam quiet luxury, status sosial ini dinyatakan secara halus---hanya orang-orang yang benar-benar "paham" yang akan tahu bahwa baju simpelmu itu adalah karya desainer terkenal.

Pertanyaannya adalah mengapa generasi muda tertarik dengan tren ini? 

Salah satu alasannya mungkin karena perubahan nilai yang terjadi pada masyarakat modern. Mereka ingin dikenal sebagai pribadi yang bijak dan tidak boros, namun tetap memiliki kelas. Quiet luxury memungkinkan mereka untuk tetap terlihat sophisticated tanpa harus membanjiri timeline Instagram dengan foto tas berlogo besar. 

Menggabungkan kesederhanaan dan kemewahan: Tren Quiet Luxury yang menarik perhatian generasi muda | Ilustrasi gambar: aftermoda.com
Menggabungkan kesederhanaan dan kemewahan: Tren Quiet Luxury yang menarik perhatian generasi muda | Ilustrasi gambar: aftermoda.com

#2. Strategi Finansial atau Trik Marketing?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun