Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ambisi Muda, Menerobos Batas Usia demi Syahwat Berkuasa

22 Agustus 2024   07:05 Diperbarui: 22 Agustus 2024   07:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Darurat demokrasi sedang terjadi gegara batas usia dan syahwat berkuasa | Sumber gambar : spsibekasi.org

Sang calon pemimpin muda mungkin memiliki semangat yang tinggi dan visi yang besar. Namun, tanpa pengalaman yang cukup, ia bisa dengan mudah terjebak dalam jebakan kekuasaan yang korup. 

Dalam banyak kasus, mereka yang terlalu cepat naik ke puncak kekuasaan tanpa pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab yang menyertainya justru berakhir dengan kegagalan, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi rakyat yang dipimpinnya. Ini adalah risiko yang tidak bisa diabaikan.

Dukungan dari ayah yang berkuasa tentu memberikan keuntungan besar bagi sang anak dalam meraih panggung politik. Namun, penting untuk diingat bahwa kekuasaan yang diwariskan tidak selalu menjamin keberhasilan. 

Banyak pemimpin besar yang sukses bukan karena warisan kekuasaan, tetapi karena kemampuan mereka untuk memahami, belajar, dan berkembang dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari dari buku semata, melainkan sesuatu yang harus dijalani, dipelajari, dan dikuasai melalui pengalaman nyata.

Menjaga Integritas Demokrasi

Masyarakat juga harus waspada terhadap potensi bahaya dari dinasti politik. Ketika kekuasaan terus-menerus berada dalam satu lingkaran keluarga, risiko penyalahgunaan kekuasaan semakin besar. Kualitas kepemimpinan mungkin tergantikan oleh loyalitas keluarga, dan ini bisa merusak esensi dari demokrasi itu sendiri. 

Demokrasi seharusnya memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu yang memenuhi syarat, bukan hanya mereka yang memiliki hubungan darah dengan pemegang kekuasaan.

Pada akhirnya, kita harus bertanya: apakah kita benar-benar menginginkan pemimpin yang dipilih berdasarkan kriteria yang jelas dan ketat, atau seseorang yang hanya mengandalkan nama besar dan pengaruh keluarganya? 

Mempertahankan integritas dalam politik adalah tugas bersama, bukan hanya untuk melindungi sistem demokrasi kita, tetapi juga untuk memastikan bahwa masa depan yang kita bangun adalah masa depan yang dipimpin oleh mereka yang benar-benar layak dan siap.

Fenomena ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua. Kepemimpinan bukanlah hak istimewa yang bisa diwariskan atau dipaksakan tanpa pertimbangan matang. Batas usia dalam undang-undang pemilihan pemimpin ada bukan tanpa alasan; ia ada untuk memastikan bahwa kita dipimpin oleh orang-orang yang telah mencapai tingkat kematangan yang diperlukan untuk memegang tanggung jawab besar.

Sebagai masyarakat, kita harus terus kritis dan waspada, menjaga agar nilai-nilai demokrasi tetap utuh, dan memastikan bahwa mereka yang memimpin kita benar-benar layak dan siap untuk tugas besar yang menanti.

Salam hangat.

Agil Septiyan Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun