Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Spotlight Introvert: Membuka Peluang Karir Pekerja Introvert di Tempat Kerja

7 Maret 2024   14:15 Diperbarui: 7 Maret 2024   14:23 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gemuruh mesin pabrik otomotif yang sibuk, Nino duduk di sudut kantornya yang tenang. Sebagai pekerja introvert yang teguh, dia merasa lebih nyaman dalam pemikiran batinnya ketimbang berada di pusat perhatian.

Namun, suatu ketika, ada satu hal yang menggelitik pikirannya. Nino merasa bahwa meskipun sudah bekerja keras, kontribusinya sering terlewatkan dan visibilitasnya di tempat kerja terlalu minim.

Sebagai seorang insinyur di perusahaan manufaktur otomotif yang terkemuka, Nino telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam pekerjaannya. Hanya saja, dalam dunia yang semakin kompetitif ini, kerja keras saja tidak cukup.

Nino menyadari bahwa untuk mendapatkan pengakuan yang pantas dan memajukan karirnya, dia perlu memastikan bahwa usahanya dilihat dan diakui oleh rekan-rekannya, terutama para atasan di perusahaan.

Dengan tekad yang kuat, Nino pun mulai merencanakan strategi untuk meningkatkan visibilitasnya di tempat kerja. Berdasarkan panduan yang dia temukan di salah satu artikel Harvard Business Review, Nino memilih lima langkah penting ini untuk ia ikuti:

1. Berbicara di Pertemuan

Nino menyadari bahwa pertemuan adalah kesempatan emas untuk menonjolkan dirinya. Meskipun terkadang sulit untuk melangkah maju, dia memutuskan untuk menantang dirinya sendiri untuk berbicara lebih awal dalam setiap pertemuan.

Dengan memberikan wawasan dan solusi yang cerdas, dia berhasil menunjukkan pemahamannya yang mendalam tentang bisnis dan kemampuannya untuk berpikir kritis kepada segenap kalangan yang hadir disana.

2. Menurunkan Tekanan

Nino juga mempelajari bahwa meningkatkan visibilitas tidak selalu harus melibatkan ide-ide revolusioner atau menjadi pusat perhatian. Dia belajar untuk menjadi peserta aktif dalam percakapan, dengan bertanya pertanyaan yang memicu pemikiran lebih dalam dan berbagi saran yang membangun dari ide-ide rekan-rekannya.

Tidak membebankan target yang terlalu tinggi untuk terlibat dalam sebuah pertemuan layaknya seseorang yang tahu segalanya dan menguasai segala jenis persoalan. Karena yang terpenting adalah keterlibatan, bukan menjadi sempurna agar bisa terlibat.

3. Menghindari Penghinaan Diri

Salah satu hal terpenting yang dipelajari Nino adalah menghindari penghinaan diri. Dia menyadari bahwa seringkali dia menggunakan kata-kata yang meremehkan diri sendiri, yang dapat membuat orang lain meragukan pengetahuan dan kemampuannya. Nino mulai mengganti pernyataan-pernyataan tersebut dengan bahasa yang lebih percaya diri dan positif.

Keyakinan yang positif terhadap diri sendiri adalah cara terbaik untuk menghargai kualitas yang seseorang miliki.

4. Memanfaatkan Metode Komunikasi Asynchronous

Nino menyadari bahwa komunikasi asynchronous dapat menjadi alat yang kuat bagi seorang introvert. Dengan berkomunikasi secara tidak langsung, dia memiliki kesempatan untuk merencanakan dan merumuskan ide-ide dengan lebih baik tanpa tekanan untuk memberikan tanggapan secara langsung.

5. Menunjukkan Rasa Terima Kasih

Nino pun menyadari pentingnya menunjukkan rasa terima kasih. Dengan mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan dan prestasi yang telah diraih, dia tidak hanya memperkuat hubungannya dengan rekan-rekannya, tetapi juga memastikan bahwa kontribusinya dilihat dan dihargai.

Mungkin upaya ini terlihat sederhana dan sepele, tetapi seringkali sesuatu yang luar biasa justru bermula dari hal-hal semacam ini.

***

Selang beberapa bulan, Nino mulai melihat perubahan yang signifikan dalam cara dia dilihat oleh rekan-rekannya dan pimpinannya. Usahanya untuk meningkatkan visibilitasnya di tempat kerja mulai membuahkan hasil. Dia menerima pujian atas kontribusinya yang berharga dalam pertemuan-pertemuan, dan bahkan dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan.

Namun, perjalanan Nino tidak berakhir di sana. Dia menyadari bahwa meningkatkan visibilitasnya di tempat kerja adalah proses yang berkelanjutan. Nino terus belajar dan berkembang, mencari kesempatan untuk mengasah keterampilan komunikasinya dan membangun jaringan yang kuat dengan rekan-rekannya.

Seiring waktu berlalu, Nino tidak hanya menjadi seorang yang terlihat di tempat kerja, tetapi juga menjadi seorang pemimpin yang dihormati dan diandalkan. Dengan tekad dan dedikasinya, Nino membuktikan bahwa seorang introvert pun bisa sukses dalam meningkatkan visibilitasnya di tempat kerja dan meraih kesuksesan yang gemilang dalam karirnya.

Apakah kamu para introvert juga memiliki keinginan yang sama untuk mencapai yang diraih oleh Nino?

Maturnuwun.

Agil Septiyan Habib Esais, dapat dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun