Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Menangkal Ancaman "Stunting" Pendidikan

24 Maret 2023   14:30 Diperbarui: 24 Maret 2023   14:31 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum Merdeka dimaksudkan sebagai terobosan untuk menjadikan proses belajar lebih relevan terhadap kebutuhan zaman, memperdalam pemahaman siswa, serta menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan sehingga akselerasi peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Merujuk dari beberapa penjelasan yang disampaikan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dan Anindito Utomo selaku Kepala Badan Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kurikulum Merdeka disusun dan dirancang dengan mempertimbangkan dan mengupayakan beberapa aspek, antara lain :

#1. Kurikulum yang Fleksibel Bagi Sekolah

Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mengakomodasi semua jenis fasilitas, visi misi sekolah, dan kebutuhan belajar murid pada setiap daerah dengan beragam kondisi.

Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka menjadi sebuah kerangka yang akan diterjemahkan ke dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan atau kurikulum operasional. Sehingga aktivitas belajar menjadi lebih bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.

Asupan pendidikan untuk murid sekolah di daerah perkotaan mungkin akan sangat berbeda dengan wilayah ujung pedesaan. Para murid di sana tentu memerlukan penanganan yang berbeda.

#2. Penguatan Pemahaman Materi Esensial Melalui Pembelajaran Terdiferensiasi  

Bejibunnya materi pelajaran yang harus dilahap oleh peserta didik seringkali dianggap sebagai permasalahan klasik yang menyertai sistem pendidikan kita selama ini.

Akibatnya penguasaan materi pelajaran menjadi kurang optimal.

Pada Kurikulum Merdeka pelajaran lebih difokuskan pada materi yang esensial saja, sekaligus jangka waktu pencapaian tujuan pembelajaran untuk setiap materi dibuat lebih panjang ketimbang kurikulum sebelumnya.

Dengan demikian, para guru akan memiliki waktu lebih untuk melakukan asesmen awal dalam rangka menganalisis kemampuan dan kebutuhan belajar murid.

Dalam Kurikulum Merdeka terkadang guru harus menyampaikan materi dengan treatment khusus pada sebagian siswanya bergantung hasil asesmen yang dilakukan. Sehingga setiap murid akan mendapatkan perlakuan yang adil dalam upaya memahami materi pembelajaran.

#3. Jam Pelajaran Khusus untuk Pengembangan Karakter dan Soft Skill

Pengembangan karakter dan soft skill mendapat perhatian cukup besar pada Kurikulum Merdeka dibanding sebelumnya. Sekitar 20-30% jam pelajaran dialokasikan untuk mengakomodasi kegiatan pembelajaran kokurikuler ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun