Sungguh tindakan yang arogan dari perusahaan.
Nasib Pilu Karyawan Tak Dianggap
KK baru saja menjadi seorang ayah, menjadi kepala keluarga, membahagiakan orang tua. Akan tetapi, dalam sekejap kegenap kebahagiaan itu seperti berbalik 180 derajat. Ia dihempaskan dari ketinggian yang baru dirinya sadari ketika semua terasa begitu terlambat.
Dunia kerja memang kadang kejam. Tapi bagi KK kenyataan yang ia alami ternyata lebih kejam dari yang pernah ia sangkakan selama ini. Ia tidak habis pikir kenapa perusahaan yang ia bela selama 7 tahun lamanya begitu tega memperlakukan dirinya seperti itu.
Padahal perkaranya hanya karena anggapan terkait kinerja yang dibawah standar. Padahal KK sudah menjalani pekerjaan itu selama 7 tahun lamanya. Barankali yang pernah dikatakan oleh sebagian orang tentang "politik pekerjaan" itu memang benar adanya.
Beberapa orang rela menyingkirkan satu dengan yang lainnya demi kepentingannya masing-masing. Yang sangat mungkin kepentingan tersebut belum tentu memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.
Mungkin pengalaman KK ini menjadi salah satu alasan terkait betapa besarnya penolakan serikat pekerja untuk menghilangkan status karyawan kontrak karena hal itu dinilai merugikan karyawan.
KK tidak diberikan apresiasi yang layak atas kontribusinya terhadap perusahaan selama 7 tahun terakhir. Bahkan KK kini terpaksa harus menjadi pengangguran pasca status karyawan kontraknya usai. Entah sampai kapan.
Sungguh disayangkan memang. Tapi bagaimanapun juga karyawan tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan penolakan terhadap kesewenang-wenangan yang ia alami. Dalam kasus KK, mungkin ia hanya bernasib sial karena sebelum dirinya yang diputus kontrak kerjanya, ada orang lain yang mengalami nasih serupa. Namun, masih diberikan cukup waktu sekitar 2 bulan lamanya untuk mempersiapkan diri mencari tempat baru. Apakah KK merupakan karyawan yang tak dianggap oleh perusahaan tersebut?
Apakah dunia kerja memang begitu kejamnya? Atau jangan-jangan ada sifat kemanusiaan kita yang hilang oleh terpaan zaman?
Salam hangat,