Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Belajar Pentingnya Kedaulatan Pangan dari Bangkrutnya Sri Langka

14 April 2022   11:48 Diperbarui: 15 April 2022   11:35 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau jumlah petani semakin berkurang lantassiapa yang menanam padi? Siapa yang hendak memproduksi beras? Jika solusinya adalah impor maka kita tidak akan jauh berbeda dengan cara pemerintah Sri Langka memberi makan rakyatnya.

Sri Langka menunjukkan kepada kita betapa besar risiko yang mengintai dari mengandalkan impor sebagai pemenuh kebutuhan dalam negeri. Ketika tidak ada lagi devisa untuk mengimpor lantas rakyatnya harus bagaimana? Bagaimana juga jika negara yang mengimpor enggan melakukan impor ke kita?

Bagaimanapun juga negara-negara di dunia ini hidup berdampingan dengan negara yang lain. Namun tidak berarti juga bahwa hal-hal penting dan vital bagi keberlangsungan hidup orang banyak lantas digantungkan sepenuhnya pada negara lain. Setidaknya kita perlu berupaya untuk mempertahankan kedaulatan pada beberapa aspek penting dan vital tersebut.

Harapannya tentu agar supaya negara kita tidak menjadi Sri Langka "selanjutnya". Oleh karena itu, terobosan-terobosan baru perlu digulirkan sesegera mungkin untuk mngantisipasi setiap kemungkinan yang ada. Dan ngomong-ngomong, apa kabarnya lumbung pangan nasional?

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun