Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi Mutu Produk dan Pengaruhnya terhadap Efisiensi serta Profitabilitas Bisnis

19 Maret 2022   12:11 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:26 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aspek kualitas produk sangat penting bagi bisnis | Sumber gambar: pixabay

Ada yang mengatakan bahwa produk berkualitas akan mampu menjual dirinya sendiri. Meski ada beberapa pernyataan lain yang mengatakan bahwa terjual tidaknya suatu produk bergantung pada tangan penjualnya. Namun, produk berkualitas akan selalu memiliki nilai lebih dibandingkan produk yang ala kadarnya dan terlebih dibandingkan produk berkualitas buruk.

Bagaimanapun juga, pengguna dari sebuah produk akan memahami dan bisa membedakan mana produk berkualitas dan mana yang tidak. Pada saat sebuah produk bermutu rendah dibeli oleh konsumen karena terpikat oleh narasi penjualnya, maka bisa jadi mereka hanya akan membeli saat itu saja. Sementara untuk mengulang pembelian akan sangat sulit terjadi.

Lain halnya ketika produk bermutu baik sekadar "ditemukan" oleh pembeli atau belum memperoleh bantuan narasi marketing, maka persepsi yang timbul terhadap produk tersebut akan tetap baik. Sehingga kemungkinan konsumen untuk membeli itu lagi sangatlah mungkin terjadi.

Dalam hal ini kita mungkin beranggapan bahwa produk berkualitas akan sangat membantu bisnis dalam meningkatkan penjualannya. Padahal manfaatnya lebih besar dari itu.

Produk berkualitas juga turut memberikan dampak terhadap perbaikan secara operasional. Efisiensi proses menjadi lebih baik seiring semakin banyaknya produk berkualitas yang dilahirkan.

Ketika industri manufaktur memasuki masa keemasan, khususnya setelah ditemukan konsep mass production yang digawangi Ford Motor Company, cukup banyak perusahaan manufaktur lain yang hanya mempedulikan kuantitas produksinya saja. Meskipun ditemukan beberapa produk defect lini produksi dibiarkan terus mengalir.

Bahkan perusahaan sebesar Samsung pun pernah memiliki melakukan aksi "spartan" di lini produksinya dengan membiarkan produk elektroniknya kala itu meskipun ada masalah kualitas tetap dilanjutkan untuk jalan produksi. Sesuatu yang kemudian membuat Samsung diambang kehancuran.

Namun, secara perlahan tapi pasti perubahan mindset yang dibawa oleh "Sang Penyelamat" Samsung, Lee Kun-Hee (Putra dari pendiri Samsung) menjadikan perusahaan asal Korea Selatan itu bangkit. Dengan mempelajari konsep Toyota Way dari perusahaan-perusahaan Jepang yang kala itu tengah mencapai masa kejayaan, maka Samsung pun semakin peduli terhadap kualitas.

Tanggung jawab kualitas berada dipundak semua pihak di lini operasional maupun non operasional. Bahkan tataran level terbawah sekalipun memiliki kewenangan tinggi untuk menghentikan sementara produksi jikalau terjadi masalah kualitas.

Semua itu dimaksudkan agar produk suatu bisnis bisa bersaing di market, dan disisi lain tidak menjadikan upaya pembuatan produk tersebut menjadi sia-sia. Percuma saja memproduksi produk dalam jumlah besar jikalau akhirnya produk tersebut hanya mangkrak di gudang karena gagal untuk dijual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun