Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Penyimpanan Random, Solusi Ruang Gudang Terbatas dan "Demand" Fluktuatif

22 Februari 2022   14:33 Diperbarui: 22 Februari 2022   14:58 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterbatasan ruang penyimpanan produk jadi (Finish Goods) merupakan suatu persoalan yang umum terjadi didalam pengelolaan bisnis atau industri berbasis barang. Hal itu akan sangat mempengaruhi laju operasional produksi dengan aktivitas yang terpaksa harus dihentikan sementara seiring tidak tersedianya ruang untuk menyimpan barang hasil produksi.

Dengan variasi produk yang cukup banyak hal itu akan semakin menambah kerumitan pengelolaan tempat penyimpanan seperti peletakan barang, pencarian barang, serta pengambilan barang.

Meletakkan barang kedalam beberapa kelompok khusus tentunya akan lebih menstrukturkan pencarian sehingga menjadi lebih terarah. Barang mudah dicari. Aktivitas transportasi pun menjadi lebih tepat sasaran.

Akan tetapi, sebuah penelitian yang dilakukan untuk menguji tingkat keandalan sistem tatakelola ruang penyimpanan gudang menunjukkan bahwa sistem penyimpanan random atau acak ternyata memiliki potensi manfaat yang lebih besar, terutama menyangkut reduksi total biaya dan juga pemanfaatan ruang penyimpanan.

Dengan kata lain, operasional aktivitas penyimpanan gudang menjadi lebih efisien apabila memberlakukan kebijakan penyimpanan secara random ini. Tentunya dengan tetap memperhatikan beberapa hal supaya efektivitasnya tercapai dengan baik.

Kelebihan utama sistem penyimpanan random ini adalah terkait pemanfaatan ruang yang lebih baik dibandingkan kebijakan penyimpanan yang lain. Hal ini dikarenakan tidak adanya sekat batasan item produk tertentu yang hanya bisa disimpan pada lokasi tertentu di gudang. Kondisi tersebut memungkinkan optimalisasi penggunaan ruang menjadi lebih baik dimana setiap area simpan diperlakukan sama rata untuk setiap jenis produk.

Sementara itu "efek samping" dari penggunaan sistem penyimpanan ini yaitu disinyalir akan meningkatkan jarak perjalanan untuk menemukan lokasi barang yang disimpan.

Lantas bagaimana bisa dikatakan  bahwa sistem penyimpanan random juga mampu mereduksi total biaya operasional sedangkan jarak perjalanannya sendiri meningkat?

Kondisi tersebut terkesan kontradiksi. Namun sebenarnya kita harus melihatnya secara head to head. Dengan perbandingan yang sama. Dari sudut pandang total biaya yang mengoneksikan interkasi lini produksi dalam memproduksi suatu barang dengan gudang yang bertugas menyimpan barang, sistem penyimpanan random justru berkontribusi mengurangi biaya total yang terdiri dari setup cost, penggunaan gudang, dan biaya pemindahan.

Disamping itu, sistem penyimpanan random harus dipadukan dengan beberapa upaya lain seperti koneksi terhadap perencanaan produksi dan sistem pendukung yang memudahkan pencarian lokasi barang.

Dengan demikian perlu adanya sebuah sistem lokasi barang yang memudahkan para petugas gudang untuk menemukan item produk yang dicarinya guna keperluan muat dan pengiriman barang. Apabila hal ini tidak diatasi maka pencarian barang akan berlangsung berlarut-larut dan justru akan membengkakkan ongkos operasional nantinya.

Sistem mapping location atau mungkin sensor pendeteksi barang merupakan opsi yang bisa dipilih dalam rangka memudahkan aktivitas pencarian barang ini. Sehingga armada angkut seperti forklift bisa langsung menuju lokasi tertentu untuk mengambil barangnya tanpa perlu berkeliling area mencari barangnya satu demi satu.

Fluktuasi Permintaan

Permintaan yang fluktuatif merupakan sebuah tantangan tersendiri bagai para pelaku bisnis yang dituntut untuk memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam merespon kebutuhan market. Situasi semacam ini cukup rentan memantik dilema yaitu adanya kepentingan untuk memenuhi permintaan market yang penuh dinamika itu dengan sasaran untuk tetap mencapai efisiensi dalam aktivitas operasional.

Permintaan yang fluktuatif akan memicu produksi yang fluktuatif dan stok barang yang fluktuatif juga. Sekali waktu produk tertentu jumlahnya meningkat pesat, tapi di waktu yang lain berkurang drastis. Sehingga sistem penyimpanan pun dituntut untuk mampu mengakomodasi hal ini. Yang pada akhirnya akan menjadikan lokasi penyimpanan menjadi tidak menentu atau tidak kaku pada area tertentu saja.

Lokasi penyimpanan yang dinamis ini tentunya akan menyulitkan pencarian barang tatkala diperlukan apabila tidak ditunjang dengan alat bantu yang memudahkan hal itu. Sebuah sistem untuk mendeteksi keberadaan lokasi barang sehingga aktivitas pengiriman barang tidak memerlukan waktu lama terutama saat mempersiapkan barang-barang yang diperlukan.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun