Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Batas Khayalan yang Menggelapkan Hati dengan Impian yang Membangkitkan Diri

16 Agustus 2021   09:51 Diperbarui: 21 Agustus 2021   21:31 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berkhayal. (sumber: pixabay.com/Tumisu)

Hal ini akan menjadikan kehidupan kita memiliki arti lebih untuk dilakukan. Bahwa kita hidup tidak semata-mata untuk bertahan hidup, melainkan ada sesuatu yang lebih besar untuk diperjuangkan. 

Inilah manifestasi dari impian yang sebenarnya digaungkan oleh pakar motivasi tersebut. Mereka tidaklah meminta kita untuk berkhayal, akan tetapi mengarahkan kita untuk melihat masa depan seperti apa yang hendak kita ciptakan.

Khayalan terafiliasi dengan ketidakberdayaan, ketidakmammpuan, dan putus asa. Sementara impian lebih berpandangan ke depan, meniti jalan perjuangan, dan semangat untuk mengubah kehidupan ke arah yang lebih baik. 

Kalau bisa diibaratkan, berkhayal itu merupakan konotasi negatif sedangkan impian merupakan konotasi positif.

Banyak mengangankan sesuatu tapi lantas hanya bisa menggerutu dan mengeluh itu tidaklah bisa disebut sebagai impian, melainkan hanya khayalan belaka. 

Impian akan menjadikan kita lebih positif dan memiliki antusiasme untuk mengusahakan yang sepertinya tidak mungkin menjadi mungkin.

Berbeda halnya dengan sosok pengkhayal yang hanya bisa berandai-andai dirinya adalah orang lain tanpa berusaha untuk menjadikan dirinya layak untuk mendaptkan hal-hal besar yang ada dalam gambaran angan-angannya.

Impian memberikan implikasi positif berupa :

  1. Antusiasme dan semangat untuk memperjuangkan harapan
  2. Menjadikan prestasi orang lain sebagai pelecut semangat untuk meraih hal yang sama atau bahkan lebih baik
  3. Merangsang kreativitas untuk terus mencari cara terbaik agar impian bisa diraih
  4. Mendorong rasa ingin tahu yang tinggi untuk menatap impian-impian yang lain
  5. Mengasah rasa syukur

Khayalan tidak bisa dikatakan sama dengan impian meskipun sepintas terlihat sama. Perbedaan besarnya adalah pada efek yang ditimbulkan dari kedua hal itu. 

Jadi, yang satu cenderung menegatifkan. Sementara yang lain lebih mempositifkan. Dengan demikian, seseorang harus lebih mampu membedakan keduanya agar hal itu tidak sampai menjadikannya salah arah dan salah sangka.

Bagaimanapun juga hidup itu harus dijalani dengan harapan terlepas kondiai apapun yang kita alami saat ini. Harapan selalu menjadikan kita tetap memiliki semangat hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun