Kebijakan pemerintah untuk memperpanjang PPKM dengan salah satu aturannya yaitu memberikan batas waktu menyantap hidangan di rumah makan maksimal 20 menit memang berpotensi memantik pro kontra. Apalagi ditengah situasi pandemi yang tak kunjung membaik dan masih adanya pandangan sinis terhadap beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah. Maka perkara kecil mengenai urusan waktu makan pun bisa saja merembet kemana-mana.
Padahal batasan waktu 20 menit itu sebenarnya terbilang normal untuk dihabiskan oleh seseorang dalam menyantap hidangannya.
 Kalaupun ada sebagian orang yang merasa durasi waktu tersebut terlalu pendek barangkali ada beberapa hal yang turut berkontribusi sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih lama.
Dalam hal ini, mungkin setidaknya ada 3 hal yang menjadikan durasi waktu makan kita berlangsung lebih lama dari "waktu standar".Â
Hal-hal yang sebenarnya terlihat sepele ini sebenarnya berkontribusi besar memperpanjang waktu kita saat makan. Padahal waktu tersebut mungkin saja bisa diberdayakan untuk sesuatu yang lainnya.
Fokus yang Terbagi
Melakukan suatu aktivitas sambil diselingi oleh aktivitas yang lain menyebabkan tereduksinya fokus kita. Sama halnya dengan aktivitas kita saat makan.Â
Ketika diselingi oleh kagiatan lain seperti mengobrol, mereview hidangan untuk konten, dan sejenisnya akan mengakibatkan perhatian terhadap aktivitas utama yaitu makan menjadi terganggu.
Makanan yang seharusnya sudah tertelan beberapa suap justru gara-gara ngobrol sana-sini maka untuk sesuap saja butuh waktu jeda cukup lama.Â
Begitupun dengan mereka yang punya kepentingan membuat konten kuliner. Dimana untuk menjelaskan hidangan yang mereka santap harus menyajikan rincian informasi ini itu dari suatu hidangan sehingga butuh waktu yang cukup panjang sekadar untuk menghabiskan satu porsi makanan saja.