Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pindah Kerja ke Perusahaan Kompetitor, Apakah Termasuk Pengkhianatan?

28 Juni 2021   22:03 Diperbarui: 3 Juli 2021   18:30 2742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resign (Shutterstock/Andrey_Popov)

Rivalitas merupakan sesuatu hal yang jamak terjadi dalam berbagai konteks peristiwa. Mulai dari rivalitas antar individu hingga rivalitas antar kelompok atau organisasi.

Dulu, pada saat pilpres 2019 berlangsung Pak Jokowi dan Pak Prabowo terlibat persaingan cukup panas. 

Di dalam dunia olahraga, rivalitas pun kerapkali terjadi di antara para atlet seperti Lionel Messi dengan Cristiano Ronaldo, Michael Jordan dengan Magic Johnson, Roger Federer dan Rafael Nadal, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dalam lingkup kelompok atau organisasi kita bisa melihat rivalitas Real Madrid dengan FC Barcelona terlibat persaingan yang mendarah daging sampai sekarang. 

Pepsi masih dengan setia menjadi rival abadi Coca-Cola dalam bisnis minuman karbonasi. Djarum dan Gudang Garam juga masih menjadi rival berat dalam industri rokok dalam negeri. Partai Demokrat dengan PDIP.

Dalam "pemahaman" rivalitas, kerapkali ada hukum tak tertulis yang menyatakan bahwa tatkala ada seseorang yang membelot dari keberpihakan atau dukungan terhadap salah satu pihak menuju pihak yang lain maka hal itu akan dinilai sebagai tindakan yang melanggar "norma".

Seseorang yang menyeberang dari sebuah kubu menuju kubu seberang akan dianggap sebagai pengkhianat.   

Kita mungkin pernah menyaksikan betapa besarnya kehebohan yang terjadi tatkala pemain sepak bola Luis Figo berpindah dari FC Barcelona ke Real Madrid. 

Atau mungkin kita bisa melihat seperti apa penilaian publik saat mengetahui Ruhut Sitompul yang dulunya adalah loyalis setia Pak SBY dan Partai Demokrat, kini berubah haluan menjadi pendukung Partai Banteng Moncong Putih.

Keputusan yang diambil oleh mereka yang melintasi batas rivalitas memang sangat berpotensi disebut sebagai tindakan tidak populer dan rawan menerima penolakan. 

Meski tindakan tersebut sejatinya sudah dipertimbangkan oleh yang bersangkutan perihal konsekuensinya, tetapi tidak setiap orang akan memaklumi tindakan mereka itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun