Apakah yang istimewa dari Bulan Ramadhan? Semuanya. Namun apakah yang menjadikan kehadiran Bulan Suci Ramadhan ini benar-benar memiliki nilai keutamaan tersendiri yang menjadikannya berbeda dengan bulan-bulan yang lain? Salah satunya adalah karena keberadaan suatu malam mulia yang membuat amal ibadah seorang muslim diganjar dengan nilai ibadah setara 1000 bulan. Lailatul Qadar merupakan bentuk pengistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Sebuah malam yang seharusnya bisa "mengompensasi" keterbatasan usia umat Baginda Rasullullah Muhammad SAW agar tetap memiliki nilai ibadah setara atau bahkan melebihi umat-umat terdahulu yang umumnya mendapatkan anugerah umur lebih panjang daripada kita saat ini.
Dalam sebuah hadits Baginda Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa umat beliau rata-rata hanya berusia sekitar 60-70 tahun serta sedikit yang melebihi angka itu. Akan tetapi batasan tersebut bukanlah penghalang bagi kita selaku umat beliau untuk mengeruk sebanyak mungkin nilai pahala dari aktivitas ibadah yang kita lakukan. Keberadaan Laillatul Qadar benar-benar menjadi hadiah tak terkira bagi kita untuk merengguk kemuliaan Ramadhan pada khususnya serta kemuliaan hidup pada umumnya.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al Qadr : 1-3)Â
Namun, malam kemuliaan itu tidak serta merta akan bisa kita gapai jikalau tidak ada niat serta tekad yang kuat untuk mendapatkannya. Oleh karena itulah Allah SWT "menyembunyikan" keberadaan Lailatul Qadar ini diantara malam-malam yang lain didalam Bulan Suci Ramadhan. Salah satu tujuannya tentu agar kita tidak membeda-bedakan satu malam dengan malam yang lain dalam rangka menjaga amal ibadah kita. Agar kita senantiasa memperbanyak ibadah pada setiap malam di bulan penuh rahmat ini. Kita tidak tahu pada malam yang mana Lailatul Qadar akan singgah dan menghampiri kita. Bisa jadi saat kita tengah khusyuk beribadah malam kemuliaan itu datang. Tapi mungkin juga Lailatul Qadar itu hadir justru saat kita sedang lengah dan berleha-leha.
Sebulan penuh Bulan Ramadhan bisa diibaratkan sebagai suatu kesempatan yang terdiri atas hari-hari yang berlaku mulai dari awal hingga akhir Ramadhan. Meskipun pernah ada hadits nabi yang menyebutkan bahwa Ramadhan akan hadir pada 10 hari terakhir bulan mulia ini tapi tidak ada jaminan bahwa malam kemuliaan itu akan benar-benar turun selama kurun waktu tersebut. Ada cukup banyak silang pendapat perihal kapan waktu Lailatul Qadar akan "menampakkan dirinya". Sehingga sepertinya sampai kapanpun malam kemuliaan itu akan menjadi layaknya "misteri" yang keberadaannya bisa dipastikan sementara waktunya diliputi tanda tanya.
Arti Sebuah Kesempatan
Momen Bulan Ramadhan merupakan serangkaian kesempatan yang sebisa mungkin tidak boleh kita lewatkan barang sedetikpun untuk mengeruk sebanyak mungkin nilai ibadah. Seperti halnya saat kita tengah berhasrat memburu sesuatu, memiliki keinginan, atau menetapkan suatu tujuan. Dalam rangka merealisasikan hal itu kita semua membutuhkan kesempatan. Kesempatan menjadi ajang penting bagi seseorang untuk memperjuangkan apa yang ingin diraih. Bukan semata tentang usaha, kerja keras, doa, atau sejenisnya. Kesempatan merupakan elemen penting untuk menggapai sesuatu sehingga setiap kesempatan yang ada semestinya bisa diberdayakan sebaik mungkin untuk memaksimalkan peluang keberhasilan yang diinginkan.
Kita mungkin sudah melewatkan cukup banyak kesempatan dalam rangka menggapai sesuatu yang kita inginkan. Apapun rupa dan bentuknya. Seringkali kesempatan yang datang itu kita sia-siakan dengan beragam alasan yang intinya adalah asumsi kita bahwa masih akan ada kesempatan yang lain. Padahal kenyataannya tidak setiap orang mendapatkan kesempatan kedua dan seterusnya. Bisa jadi hanya ada sekali kesempatan seumur hidup yang jikalau masa itu datang sementara kita mengabaikannya berlalu begitu saja maka penyesalan tidak akan pernah bisa menghapus hal itu.
Kesempatan Kedua?
Saat kita pergi merantau sementara orang tua kita masih hidup di kampung halaman maka sayogyanya kita menyempatkan waktu di sela-sela libur kerja untuk menengok mereka. Atau setidaknya memberikan alokasi waktu disela-sela kesibukan untuk menghubungi dan menanyakan kabar mereka. Ketika mereka sudah tiada kelak sementara kita ingin berbicara dengan mereka maka waktu tidak akan pernah mengizinkan kita untuk memutar ulang masa lalu.
Jikalau diantara kita punya kesempatan untuk memberikan sesuatu yang berharga kepada orang-orang yang kita cintai maka sebisa mungkin hal itu perlu kita lakukan segera. Mengapa? Karena kita tidak pernah tahu apakah kondisi dimasa yang akan datang tetap memungkinkan kita untuk melakukan hal itu atau tidak.
Mungkin kita memiliki anak yang ingin sekali punya mainan tertentu. Mungkin kita memiliki suami atau istri yang mengajak liburan bersama. Mungkin kita memiliki ayah ibu yang ingin pergi berhaji. Mungkin kita memiliki saudara yang ingin ditemani pergi ke suatu tempat. Mungkin kita memiliki keinginan melanjutkan studi tingkat lanjut. Mungkin kita ingin bertemu seseorang yang sudah lama tidak berjumpa. Ada begitu banyak harapan, keinginan, dan juga tujuan yang barangkali sangat ingin kita atau orang-orang dekat kita wujudkan. Hanya saja karena suatu keterbatasan maka hal itu terpaksa harus ditunda sampai hadirnya suatu kesempatan.