Syukur-syukur kalau misalnya disebut membuat langkah kebijakan yang lebih baik. Akan tetapi ketika situasi menunjukkan yang sebaliknya maka sepertinya tekanan yang dirasakan akan semakin berlipat ganda.
Apple dengan iPhone memang masih luar biasa. Tapi tidakkah para penggemar berat brand tersebut merasakan ada perbedaan saat dalam kendali Steve Jobs dibandingkan ketika sudah diambil alih oleh Tim Cook? Pastinya ada.Â
Beberapa perusahaan bahkan sampai harus menunda masa pensiun dari beberapa pekerja yang dianggapnya memiliki kapasitas luar biasa. Alasannya karena belum menemukan sosok pengganti dengan kemampuan setara atau setidaknya yang mendekatinya.Â
Namun ketika kasusnya adalah sosok andalan tersebut meninggal dunia sebagaimana halnya Nunuk Nuraini maka tidak ada lagi opsi bagi perusahaan untuk memperpanjang masa tugas. Mau tidak mau mereka harus menunjuk orang lain sebagai pengganti untuk melanjutkan tongkat estafet penugasan.
Sekarang tinggal bagaimana mereka yang ditunjuk sebagai pengganti itu membuktikan diri bahwa mereka memang layak untuk mengemban tugas tersebut. Menggantikan seorang legenda jelaslah tidak akan semudah mengganti orang biasa. Standar yang harus dicapai tentu akan lebih tinggi dari biasanya. Tapi kuncinya sebenarnya adalah tentang bagaimana seseorang menjadi dirinya sendiri.Â
Tidak perlu berupaya menjadi sosok yang sama dengan orang yang digantikan. Setiap orang memiliki karakter khas yang membedakannya dengan orang lain. Sehingga dengan karakter tersebut semestinya bisa menjadi daya dukung seseorang untuk berbuat sesuatu yang luar biasa bagi dirinya ataupun organisasi tempatnya bernaung.
***
Dunia sepakbola dulu mengenal sosok Ronaldinho sebagai si monor 10 FC Barcelona yang luar biasa. Bahkan mendiang Kobe Bryant pun mengakui bahwa Ronaldinho adalah sosok pesepakbola hebat pada masanya.Â
Namun Dinho yang saat itu tengah dalam masa keemasan justru berkata bahwa ada sosok pemuda yang kelak akan melampauinya. Dialah Lionel Messi. Si nomor 10 FC Barcelona setelah Ronaldinho yang telah meraih penghargaan sebagai pemain terbaik dunia enam kali. Sementara Ronaldinho "hanya" dua kali. Mengapa Messi bisa? Karena ia menjadi dirinya sendiri. Ia tidak menjadikan nomor 10 sebagai beban berat, melainkan sebagai tantangan hebat yang justru berhasil membawanya menjadi pemain sepakbola terbaik di dunia.
Â
Salam hangat,