Namun stigma tidak selalu sama dengan kondisi dibalik realita. Saat seorang perempuan membonceng laki-laki hal itu bisa jadi sangat berarti, terutama ketika si laki-laki tersebut butuh untuk diantarkan ke rumah sakit atau ke dokter sementara ia tidak kuat untuk mengedarainya sendiri. Disisi lain si perempunya adalah satu-satunya orang yang bisa diandalkan untuk mengemban tugas itu.Â
Atau dalam suatu kondisi dimana pasangan suami istri bepergian jauh naik motor dan si suami butuh digantikan sementara karena tidak keburu waktu untuk beristirahat.Â
Sehingga stigma publik bukanlah sebuah penilaian mutlak yang tidak bisa diganggu-gugat. Realitas akan menunjukkan seberapa pantas atau tidaknya tindakan dilakukan.Â
Termasuk diantaranya adalah perihal cewek membonceng cowok ini. Hanya saja memang dalam situasi "normal" selayaknya si cowok tetap memegang kendali kemudi dan memberikan kesempatan si cewek untuk merasa terlindungi. Serta menghindari adanya persepsi "nakal" si cowok yang mencari kesempatan dalam kesempitan.
Salam hangat,
Agil S Habib
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI