Sementara kecanggungan komunikasi yang terbangun berpotensi menurunkan intensitas interaksi atau paling tidak mereduksi kualitas komunikasi yang dijalani. Komunikasi yang terjadi hanyalah sebuah formalitas semata yang kurang mengena dari hati ke hati.
Amatlah penting untuk membangun trust atau kepercayaan terhadap orang baru oleh pihak manajemen sehingga proses doktrinasi yang mereka berikan bisa lebih mengena. Ketika seseorang percaya kepada orang lain maka akan lebih mudah baginya menerima masukan yang lainnya. Demikian juga sebaliknya.
Seseorang yang bisa dijadikan partner diskusi dan menghadirkan rasa nyaman tatkala pembicaraan dilakukan akan lebih mengesankan ketimbang mereka yang hanya bisa mengumbar amarah dan perintah. Doktrinasi di lingkungan kerja amatlah berbeda dengan doktrinasi ditempat lain dimana kedekatan emosi ternyata lebih berperan dalam melanggengkan arus informasi atau sebuah pemahaman yang diinginkan oleh pihak manajemen terhadap seluruh pekerjanya. Mungkin kata kuncinya adalah hati.
Salam hangat,
Agil S Habib
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI