Sebuah pekerjaan yang diharapkan memberikan hasil 100% ternyata tereduksi menjadi sekitar 80% saja. Pekerjaan yang ditargetkan selesai lebih cepat nyatanya tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa belum terjadi sinkronisasi antara harapan baru dengan praktik lama yang dijalankan oleh orang-orang yang bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.
Realitas yang terjadi bisa saja menjadi terbalik dimana orang-orang baru tersebut justru "berpihak" dan mengikuti pandangan lama yang ada. Dengan kata lain "doktrinasi" yang dilakukan oleh orang-orang lama ternyata lebih berhasil daripada yang dilakukan oleh pihak manajemen terhadap para pekerja baru tersebut. Menilik situasi ini tentunya ada sebab musebab mengapa hal itu sampai bisa terjadi.Â
Salah satu hal yang paling bisa dilihat adalah terkait intensitas interaksi dan komunikasi antara orang-orang baru tersebut dengan pihak manajemen berbanding intensitas orang-orang baru itu dengan karyawan lama, khususnya karyawan lama dengan cara pandang lama.Â
Selama bertahun-tahun menjadi karyawan di beberapa perusahaan saya menyaksikan langsung bahwa perjumpaan orang-orang baru cenderung lebih banyak dengan para karyawan lama khususnya ketimbang dengan pihak manajemen yang menjadi atasan mereka.Â
Frekuensi pertemuan yang lebih banyak dengan orang-orang lama ini tentunya akan berimbas pada intensitas komunikasi dan pertukaran sudut pandang. Lambat laun dia yang lebih pandai memikat "lawannya" yang akan berhasil menanamkan pengaruh. Sayangnya, orang-orang baru ini tidak sedikit yang terhipnotis untuk menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan pemikiran lama tersebut.
Kualitas Interaksi adalah Kuncinya
Persaingan doktrinasi antara pihak manajemen dengan karyawan lama disegala level pekerjaan memang tidak selalu terlihat mencolok. Dalam beberapa situasi hal itu malah terkesan baik-baik saja dalam hal komunikasi serta interaksi antar manusianya. Tapi hasil kerja tidak bisa dibohongi, dimana penyimpangan yang terjadi antara rencana dengan realisasi menjadi bukti bahwa ada sesuatu yang belum selaras sehingga memerlukan tindakan penanggulangan segera.Â
Para karyawan baru mau tidak mau memang harus banyak membaur dengan orang-orang lama untuk mempelajari jenis-jenis pekerjaan yang ada serta mengenal setiap potensi masalah yang mungkin harus diselesaikannya kelak.Â
Dengan kondisi semacam itu seharusnya pihak majemen lebih bisa mengantisipasi perlunya menanamkan "Rule of The Game" kepada orang-orang baru tersebut sedari awal sejak mereka belum memulai terjun langsung di pekerjaannya. Oleh karena itu tidak sedikit perusahaan yang memberlakukan masa training kepada karyawan barunya dengan menjejalinya beragam teori dan konsep yang kelak menjadi pegangannya saat praktik langsung menjalankan suatu tugas.
Training tetaplah training dan hal itu tidak menjamin intensitas hubungan yang lebih sering antara karyawan baru dengan pihak manajemen yang memiliki misi menjadikan mereka sebagai duta perubahan.Â
Seseorang biasanya lebih nyaman membaur dengan orang yang selevel pekerjaan dengannya atau yang lebih rendah karena tidak merasakan kecanggungan disana. Sementara hubungan dengan pihak manajemen yang umumnya memiliki jabatan lebih tinggi cenderung bersekat. Ada rasa segan ataupun sungkan untuk mengakrabi mereka dengan segala pertimbangan.Â