Kecelakaan yang terjadi pada pesawat Sriwijaya Air SJ 182 akhir pekan lalu (Sabtu, 9 Januari 2021) seperti membuka kembali mata publik perihal betapa pentingnya sistem keamanan penunjang keselamatan penumpang yang mesti dimiliki oleh sebuah pesawat udara.Â
Pembahasan serupa kerapkali mengemuka setiap terjadi kecelakaan pesawat sebagaimana waktu-waktu sebelumnya. Sayangnya pembahasan itu cenderung ramai tatkala baru saja terjadi kecelakaan - seperti kejadian terkahir kemarin - sementara pada waktu-waktu lain topiknya seakan hilang tak berbekas.Â
Sebenarnya hal ini sudah menjadi kebiasaan lama yang hampir selalu berulang di berbagai ranah bahasan. Tapi memang seperti itulah potret dari realitas dan kita hanya bisa berharap tidak akan lebih banyak lagi nyawa melayang oleh karena kepedulian yang bersifat (maaf) hangat-hangat tahi ayam itu.
"Segala upaya pengembangan teknologi transportasi khususnya penerbangan pasti dimaksudkan untuk menciptakan situasi yang aman sekaligus nyaman bagi para pelakunya. Dalam artian bahwa teknologi itu haruslah berperan terhadap peningkatan produktivitas dan tetap mengedepankan aspek keselamatan penggunanya. Bagaimanapun sebuah moda transportasi memiliki tujuan utama yaitu mengantarkan penggunanya selamat sampai tujuan."
Para pemerhati keselamatan penerbangan sebenarnya sudah sejak lama mewacanakan perihal pentingnya pengembangan teknologi penunjang keselamatan penerbangan ini.Â
Vladimir Tatarenko, seorang engineer penerbangan asal Ukraina pada tahun 2013 lalu sebenarnya sudah pernah mengemukakan ide revolusioner pembuatan parasut kabin yang disinyalir mampu menjamin keselamatan para penumpang kala pesawat mengalami kecelakaan. Berdasarkan desain yang dibuat oleh Tatarenko ini nantinya sebuah pesawat akan dirancang memiliki kapsul didalam badan pesawat.Â
Apabila terdapat indikasi terjadinya kecelakaan maka pesawat akan melontarkan parasut yang bisa menarik kapsul berisi para penumpang. Apabila akhirnya pesawat jatuh dan meledak, para penumpang pun tetap akan terlindungi didalam kapsul kabin yang terbang melayang di udara menggunakan parasut.
Terobosan teknologi terkait parasut pesawat tersebut memang berpotensi besar menyelamatkan banyak nyawa. Hanya saja masih memiliki kelemahan terkait potensi pembengkakan biaya untuk dalam proses produksi pesawat.Â
Selain itu pembuatan kapsul kabin juga bisa mereduksi jumlah kursi penumpang yang artinya adalah mengurangi peluang pemasukan maskapai dari jumlah penumpang yang mereka angkut. Sampai saat ini sepertinya pro kontra parasut pesawat masih sebatas menjadi bahan penghangat diskusi semata tanpa ada tanda-tanda implementasi nyatanya.Â
Namun bukan berarti hal ini menutup rapat peluang keselamatan penumpang pesawat udara karena bagaimanapun yang terbaik tetaplah "sedia payung sebelum hujan".Â
Berikut ini merupakan beberapa teknologi penunjang keselamatan penerbangan yang ditengarai mampu menjadikan sebuah maskapai memiliki tingkat keamanan maksimum bagi para penumpangnya. Karena sebuah nyawa tetaplah jauh lebih berharga dibandingkan apapun.
Software Analytics Based Maintenance (ABM)
Merupakan sebuah perangkat yang terkoneksi dengan ratusan hingga rbiaun sensor yang dipasang disegenap penjuru badan pesawat untuk memeriksa, menelaah, serta memantau kesehatan mesin pesawat secara real time.Â