Pasangan suami istri Tjiptadinata memang sangat luar biasa. Utamanya dalam hal semangat membudidayakan literasi. Konsistensi beliau-beliau ini dalam menulis patut diacungi dua jempol. Mungkin kalau boleh pinjam jempol teman sebelah akan saya pinjam juga untuk memberikan apresiasi besar kepada kedua maestro ini.Â
Bapak Tjiptadinata Effendi merupakan sosok yang memiliki antusiasme luar biasa dalam menulis. Hal ini sudah terbukti melalui apresiasi sebagai Kompasianer paling aktif tahun 2020 lalu. Dan kalau ditengok lebih jauh, nama Tjiptadinata Effendi dan Roselina Tjiptadinata hampir selalu menghiasi laman artikel kompasiana dengan tulisan-tulisannya yang menginspirasi, penuh pelajaran hidup, nasihat, dan sarat dengan semangat berbagi mengajak penulis muda di sekitarnya untuk pantang menyerah dalam mengarungi dinamika kehidupan.
"Ada banyak hal luar biasa dari pasangan Tjiptadinata yang patut kita teladani. Tapi satu hal yang paling membekas adalah betapa tulusnya Pak Tjip dan Ibu Rose dalam menuangkan dan membagikan pengalamannya kepada orang lain."
Pak Tjip dan Ibu Rose merupakan dua kompasianer yang bisa dibilang paling saya kagumi. Apresiasi beliau berdua amat sangat luar biasa. Setiap kali saya menulis artikel di Kompasiana hampir selalu ada beliau berdua untuk berkunjung dan memberikan sapaan ringan. Sangat jarang orang seperti beliau berdua ini yang berkenan menyempatkan diri untuk menyapa satu per satu kompasianer dengan tulisannya yang bervariasi. Saya pribadi merasa malu tidak selalu bisa membalas kunjungan beliau berdua karena kalau dibandingkan intensitas saya mengunjungi Kompasiana barangkali tidak ada seujung kuku beliau berdua.
Sekali waktu saya mencoba untuk menyapa Pak Tjiptadinata melalui fitur chat yang ada di laman Kompasiana. Tanpa saya sangka ternyata beliau pun memberikan respon yang bersahabat. Meskipun saya tahu beliau pastilah memiliki kesibukan yang cukup banyak. Saya memohon maaf karena belum selalu bisa mengunjungi tulisan-tulisan yang dibuat Ibu Rose ataupun Pak Tjip. Tapi setiap kali melihat ada tulisan beliau berdua terpampang di laman Kompasiana rasa-rasanya saya tidak ingin berhenti untuk menulis.Â
Sesekali hasrat menulis itu memudar, tapi saat membaca kisah perjalanan beliau dan tuangan tulisan yang begitu konsisten dilakukan beliau berdua hal itu seperti menggugah kembali semangat untuk terus menulis. Mungkin bisa dibilang beliau berdua ini adalah "pengompor" yang hebat bagi seseorang untuk terus menulis.Â
Berulang kali saya menganggap bahwa tulisan yang dituangkan haruslah yang rumit dan kompleks, namun Pak Tjip dan Bu Rose menunjukkan bahwa menulis itu bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana tapi sarat makna. Menulis itu adalah bagian dari hasrat berbagi pengalaman dengan orang lain dan turut memetik hikmah dari sana.
Terkadang disatu sisi saya minder melihat pencapaian pasangan Tjiptadinata ini. Apalagi Pak Tjip pernah menelurkan buku-buku best seller yang begitu saya impikan. Ingin sekali rasanya bertanya langsung tentang bagaimana cara beliau melakukannya.Â
Mengulik langkah demi langkah perjuangan beliau mewujudkan hal besar itu. Sementara disisi lain hati saya juga bergejolak dan berharap suatu hari nanti bisa memperoleh pencapaian serupa atau setidaknya mendekati. Hal hebat yang dilakukan Pak Tjip saya akui pasti tidak lepas dari dukungan sang istri tercinta, Ibu Roselina.Â
Bisa bertahan menjadi dua sejoli dalam waktu selama ini bukanlah pencapaian sembarangan. Pasti ada yang spesial dengan ikatan batin beliau berdua. Semoga saya dan istri juga bisa meniru apa yang dimiliki oleh pasangan Tjiptadinata ini.
Teramat banyak sebenarnya yang ingin saya utarakan. Tapi rasa-rasanya akan terlalu panjang nantinya. Disini saya hanya berharap Pak Tjip dan Ibu Rose diberikan kesehatan selalu dan terus mendampingi kami para kompasianer ini untuk terus giat menelurkan karya-karya tulis lainnya. Semoga wajah dan sapaan hangat beliau  berdua terus bisa kita nikmati setiap hari untuk waktu yang lama.