Beberapa hari terakhir media internet memang tengah ramai memberitakan perihal aksi Menteri Sosial (Mensos) kita yang baru, Tri Rismaharini, utamanya terkait dengan sepak terjang beliau pada masa-masa awal menjadi mensos.Â
Risma yang semenjak menjadi Walikota Surabaya memang gemar blusukan itu ternyata masih melanjutkan kebiasaan tersebut meski telah menjadi mensos. Dan yang membikin heboh yaitu sasaran lokasi blusukan beliau adalah beberapa kawasan di DKI Jakarta.Â
Sebuah provinsi yang sepertinya masih menyisakan jejak sakit hati pasca jagoan partai dimana Risma bernaung dikalahkan Anies Baswedan pada pilgub tahun 2017 lalu.Â
Rasa sakit hati itu diakui atau tidak sebenarnya bisa dengan mudah dikenali oleh publik. Hal itu terlihat dari berulang kali kritik yang terlontar kepada pimpinan provinsi ibukota kebanyakan meluncur dari orang-orang yang terafiliasi dengan "kubu" banteng.
"Niatan seorang pemimpin tidak seharusnya ingin dicitrakan atau dinilai baik banyak orang. Akan tetapi bentuk sebuah pengabdian yang sepatutnya hanya mengharap ridho dari-Nya. Bekerja dalam senyap ataupun ditengah ingar bingar pemberitaan tidak jadi soal selama hasil akhirnya sama-sama baik dan bermanfaat bagi orang banyak."
Rekam jejak Mensos Risma khususnya saat masih menjabat sebagai Walikota Surabaya memang harus diakui cukup luar biasa. Saya pribadi sudah lama mengagumi beliau dengan gaya kepemimpinannya itu. Dan penunjukan posisi mensos untuk beliau rasa-rasanya memang pas seiring dengan jiwa kepedulian yang melakat pada diri Bu Risma.Â
Namun beberapa waktu terakhir ini cukup disayangkan karena Bu Risma menjadikan DKI Jakarta sebagai destinasi kerja pertamanya. Sebenarnya sah-sah saja, dan sangat wajar mengingat beliau juga mengunjungi beberapa kawasan yang tidak terlalu jauh dari tempat beliau ngantor.Â
Bisa dikatakan lebih terasa aneh memang apabila seorang mensos mendahulukan perhatian bagi tempat lain sementara kawasan di sekitar tempatnya bekerja saja tidak terurus.Â
Hanya saja sebagian dari masyarakat kita cenderung menyukai konflik sehingga pekerjaan "biasa" Risma justru dibumbui narasi sedemikian rupa sehingga terlihat luar biasa.
Entah ini sebenarnya Bu Risma yang sedang caper (cari perhatian) publik ataukah memang ada kelompok tertentu yang tengah mendesain sebuah drama demi tujuan tertentu.
Berita yang beredar di media sosial tidak sedikit yang mengkritisi cara kerja Mensos Risma ini. Sebagian orang menyebutnya terlalu over. Seperti yang dikatakan oleh politisi Fadli Zon yang mengunggah cuitan twitter, "Saya kasihan pada Kepala Dinas Sosial DKI, pekerjaannya diambil alih oleh Menteri Sosial DKI."Â
Perkataan Fadli Zon mungkin cukup merepresentasikan ketidaksepahaman dengan cara kerja Bu Risma meski sejatinya seorang Mensos itu berhak meninjau titik manapun di negeri ini selama hal itu terkait dengan ranah kerjanya.Â