Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Nasib Pekerja Kontrak yang Mudah Digertak, Dibentak, dan Dipalak

22 Oktober 2020   07:05 Diperbarui: 22 Oktober 2020   19:09 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berstatus pekerja kontrak tentu tidak diharapkan oleh hampir semua pekerja. Namun sistem yang diterapkan beberapa perusahaan terkadang membuat para karyawan yang bekerja di sana tidak bisa berbuat apa-apa. Stutusnya sebagai pekerja kontrak membuatnya lemah dan tak kuasa untuk memperjuangkan kondisi dirinya. Lantas apakah ini adalah bagian dari kesalahan aturan atau karena ketiadaan nurani dalam pekerjaan?"

Seorang teman berkisah tentang nasib rekan kerjanya yang cukup memilukan beberapa waktu lalu. Ia seorang perempuan muda yang belum lama menikah dengan suaminya. 

Selang beberapa waktu berselang si perempuan ini hamil. Layaknya pekerja pada umumnya, ia pun masih masuk kerja seperti biasa sebagai petugas administrasi di tempat kerjanya. 

Pekerjaannya cukup banyak, membuatnya begitu sibuk mengurusinya satu per satu. Namun ia beranggapan bahwa kondisinya masih baik-baik saja. Kandungannya tidak merasakan keluhan apapun.

Bahkan makan pun masih terasa nikmat, tidak terasa mual-mual apalagi muntah-muntah. Kalau istilah kata si perempuan ini hamilnya "hamil kebo", jadi terasa seperti biasa saja meskipun hamil dan tidak ribet dengan keluhan-keluhan ini itu.

Selang memasuki usia kandungan yang kedua bulan ia masih bisa bekerja seperti biasa. Sedikit nyeri mulai dirasakan olehnya. Khawatir terjadi sesuatu, ia pun memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. 

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan kondisinya baik-baik saja. Tapi sepulang dari cek dokter itu karena merasa kondisinya baik-baik saja, ia pun mencoba untuk mengusir penat dengan mengunjungi rumah kerabat. Tidak langsung bersitirahat di rumah. Tanpa dinyana-nya ia mendapati sebuah noda darah pada dirinya.

Dan keesokan harinya kembali ia mengunjungi dokter dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan kandungannya masih baik-baik saja. 

Entah apa yang terjadi tatkala pulang dan beristirahat di rumah ia merasa ada yang tidak beres dengan kondisi kandungannya. Rasa nyerinya semakin menjadi-jadi.

Saat kembali ke rumah sakit sebuah informasi menyesakkan harus ia dengar. Sang dokter tiba-tiba mengatakan bahwa kandungannya tidak bisa diselamatkan. Ia mengalami keguguran.

Jatah Cuti Keguguran Karyawan Kontrak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun