"Jodoh itu sudah diatur dan tidak akan tertukar. Ada banyak cara bagi Sang Pencipta untuk mempertemukan masing-masing hamba-Nya. Bahkan kencan online sekalipun adalah bagian dari media yang Dia berikan bagi seseorang yang mau berikhtiar untuk bertemu dengan pasangan hatinya."
Tiba-tiba layar WhatsApp (WA) saya menyampaikan sebuah notifikasi adanya chat dari seorang teman lama semasa kuliah dulu. Teman satu kos-kosan tapi beda universitas. Saat ini ia sedang bekerja di sebuah perusahaan oil and gas diluar negeri, di Uni Emirat Arab (UEA) tepatnya.Â
Sebuah pencapaian karir yang terbilang luar biasa tentunya. Berhasil bekerja di perusahaan berkelas internasional, di luar negeri pula. Sehingga merupakan sebuah kejutan tersendiri kala tiba-tiba ia menyapa saya via dunia maya. Padahal sudah cukup lama kami tidak menjalin kontak secara langsung. Paling-paling hanya sapaan ringan melalui media sosial.
Tak ada angin tak ada hujan entah mengapa tiba-tiba ia mengontak saya. Awalnya mungkin hanya basa-basi menanyakan kabar dan sejenisnya. Lantas sebuah pertanyaan "topik utama" ia lontarkan. "Mas." Demikian ia menyapa saya.Â
"Punya kenalan adik kelas cewek yang masih jomblo ga?" Sontak pikiran saya langsung menerawang sejenak menyelidik maksud pertanyaannya.
Setelah berpikir sejenak saya dengan berat hati menjawab, "G ada, bro." karena kebetulan kenalan adik-adik kelas saya sudah pada jauh merantau bekerja dan hampir sama sekali tidak pernah menyambung kontak dengan mereka. Dan sepertinya saya memahami gelagat teman saya ini.Â
Sedari zaman kuliah dulu ia sepertinya menggebu ingin punya pacar tapi belum ada yang kecantol. Saya kira setelah beberapa tahun lulus kuliah, bekerja di perusahaan ternama, dan kini sudah menjangkau luar negeri peruntungannya tentang wanita berubah. Tapi melihat hal itu saya menjadi yakin bahwa ternyata ia masih jomblo sama seperti dulu.
Saya pribadi kurang memahami mengapa ia belum juga dapat pasangan. Entah karena kurang mahir melakukan pendekatan atau karena terlalu asyik mengejar karirnya sekarang. Sehingga di usianya yang cukup matang dan seharusnya sudah menikah itu ternyata ia masih saja sendiri serta belum mendapatkan perempuan sesuai kriterianya.Â
Belakangan bahkan ia mengatakan kalau ia sebenarnya ingin menikah. Sebuah pertanyaan iseng pun saya lontarkan, "Kenapa ga cari cewek arab aja?"
"Wah sulit mas dibuat hidup bareng," katanya. Entah apa maksudnya tapi sepertinya ia sama sekali tidak berharap untuk memperistri perempuan dari luar negeri.
Apa yang dialami oleh teman saya itu barangkali juga dirasakan oleh sebagian dari kita dengan profesi serupa. Yang dengan gigih terlalu berfokus pada pekerjaan sehingga "lupa" untuk memperhatikan sisi lain kehidupan. Dimana kehidupan kita tidak sepenuhnya tentang mengejar karir dan merealisasikan ambisi mendapatkan pekerjaan terbaik sesuai bidang masing-masing.Â