"Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: MASA MUDAMU sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa lapangmu sebelum datang masa sempitmu, dan hidupmu sebelum datang matimu." (HR. Al Hakim)
Masa muda memiliki arti yang istimewa dalam periode kehidupan setiap orang. Bisa dibilang masa itu merupakan periode puncak kehidupan manusia dari serangkaian periode mulai dari alam kandungan, kehidupan balita, beranjak remaja, menjadi tua, hingga akhirnya meninggal dunia. Bahkan baginda Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa semua manusia di alam akhirat nanti akan dijadikan muda untuk selamanya.
Beberapa kali sejarah juga mencatat tentang kisah para pemuda yang meninggalkan keteladanan luar biasa bagi generasi setelahnya. Ada kisah tentang Ashabul Kahfi yang menceritakan 7 orang pemuda dengan keteguhan mempertahankan imannya dari kekangan pemimpin dzalim.Â
Perjuangan para pemuda yang bersembunyi didalam goa hingga ditidurkan oleh Allah SWT selama ratusan tahun tersebut bahkan diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi.Â
Selain itu ada juga sosok pemuda yang oleh Baginda Nabi Muhammad SAW disebut sebagai pemuda langit. Seseorang yang tidak terkenal di bumi namun terkenal di langit. Dialah Uwais Al-Qarni. Seorang pemuda asal Yaman yang begitu taat kepada ibunya. Sampai-sampai Rasullullah menyeru para sahabat terdekat beliau seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, dan Ali bin Abi Thalib agar meminta didoakan olehnya.
Momen Emas Generasi Muda
Usia muda bukanlah saat untuk berleha-leha, justru hal itu menjadi kesempatan emas kita untuk berbuat sesuatu yang luar biasa dan monumental. Dengan adanya seruan bahwa seorang muslim harus memanfaatkan sebaik mungkin masa mudanya sebelum datang masa tua hal ini mengindikasikan bahwa masa muda adalah momen puncak bagi seseorang untuk memperbanyak dan memperbaiki kualitas ibadah. Sebuah "puncak" ibadah pun hendaknya bisa dilakukan pada periode ini.Â
Dengan kata lain ibadah haji selaku Rukun Islam ke-5, puncak Rukun Islam, dan sekaligus penyempurna keislaman seseorang hendaknya menjadi concern utama para generasi muda. Apalagi selama bertahun-tahun jumlah jemaah haji yang berangkat ke tanah suci selalu didominasi oleh "generasi tua".
Jumlah Jemaah Haji Berdasar Kelompok Umur Tahun 2019
Haji muda masih belum tumbuh dalam kesadaran para generasi muda. Sedangkan kelompok usia 41 -- 60 tahun (generasi X) mendominasi sejumlah terbesar jemaah haji yang berhasil berangkat ke tanah suci.Â
Dengan lama masa tunggu keberangkatan yang mencapai 20 tahun, ini berarti para jamaah haji tersebut sudah harus bersiap sejak usia mereka 21 -- 40 tahun. Meskipun sebenarnya tidak semua jamaah tersebut merasakan lama antrian keberangkatan yang sama, akan tetapi dalam hal ini kita bisa mengetahui bahwa butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa pergi ke tanah suci. Itupun dengan catatan sudah memiliki finansial yang cukup untuk dibayarkan dan mendapatkan nomor antrian keberangkatan dengan nominal sebesar 25 juta rupiah berdasarkan kurs saat ini.