Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Spirit "You'll Never Walk Alone" Bangkit dari Pandemi

27 Juni 2020   10:21 Diperbarui: 27 Juni 2020   15:08 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggemar The Reds membentangkan syal pada laga Norwich City vs Liverpool pada pekan ke-26 Liga Inggris 2019-2020.(AFP/CATHERINE IVILL / GETTY IMAGES EUROPE / GETTY IMAGES via kompas.com)

Pandemi Covid-19 memang masih melanda negeri ini dengan jumlah korban yang terus bertambah dari hari ke hari. Meski pembatasan sosial sudah dilonggarkan, efek pandemi khususnya terhadap sektor ekonomi masih belum benar-benar teratasi. 

Bahkan dari proyeksi yang disampaikan oleh beberapa pakar keuangan akan terjadi pertumbuhan minus ekonomi Indonesia untuk beberapa waktu mendatang. Indonesia akan terkena resesi ekonomi. Dan butuh waktu tidak sebentar untuk keluar dari "jurang" tersebut.

Indonesia memang beberapa kali mengalami fase naik turun di sektor perekonomian. Sempat berjaya, tapi juga pernah mengalami nestapa. Krisis 1998, 2008, dan tahun 2020 ini merupakan beberapa diantara nestapa itu. 

Sebagai sebuah negara besar kita semua masih meyakini bahwa situasi akan kembali membaik seperti sebelumnya atau bahkan jauh lebih baik lagi. Dalam hal ini kita patut belajar pada tim sepakbola Lige Primer Inggris, Liverpool FC. 

Butuh penantian panjang hingga 30 tahun untuk kembali mendapatkan kejayaannya kembali. Tahun 1990 adalah terakhir kalinya tim asal grup band legendaris The Beatles ini menjuarai kasta tertinggi Liga Inggris sebelum akhirnya "pecah telor" pada tahun 2020 ini. 

Berulang kali nyaris juara tapi pada akhirnya harus gigit jari dan diserobot mahkota juaranya oleh tim-tim lain seperti Manchester United, Manchester City, bahkan hingga Leicester City yang notabene masih kalah mentereng dibanding Liverpool FC itu sendiri. 

Satu hal yang patut diacungi jempol dari Liverpool FC ini selain cara bermainnya di lapangan yang luar biasa, kebersamaan dan dukungan segenap elemen didalam klub tersebut juga memberikan peran yang cukup besar. 

Dengan setia seluruh Liverpudlian membela, menyemangi, dan terus berharap pada tim kesayangannya dari waktu ke waktu. Penantian 30 tahun kini akhirnya menemukan hasil manisnya. 

Slogan "You'll Never Walk Alone" menemukan representasi nyatanya dalam semangat pantang menyerah seluruh elemen di klub berjuluk The Reds ini. Slogan ini yang sepertinya harus dicontoh oleh bangsa Indonesia dalam rangka bangkit kembali akibat serbuan pandemi COVID-19.

Sedari dulu kita berharap untuk benar-benar menjadi bangsa besar yang berjaya secara ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain sebagainya dihadapan dunia internasional. 

You'll Never Walk Alone | Sumber gambar : mediaindonesia.com / dailystar.net
You'll Never Walk Alone | Sumber gambar : mediaindonesia.com / dailystar.net
Harapan itu terus saja digaungkan dari waktu ke waktu, seperti halnya harapan Liverpool FC untuk juara kompetisi Liga Inggris. Liverpool bahkan pernah sampai harus terdegradasi ke divisi dua Liga Inggris pada tahun 1954. 

Kini mereka berhasil menjadi tim Inggris yang berhasil mengoleksi juara Liga Champion Eropa terbanyak, serta berhasil  memutus rekor buruk gagal juara liga setelah 30 tahun lamanya. 

Kebersamaan the reds adalah pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia yang memiliki satu unsur serupa dalam warna merah bendera kita. Meski Liverpoll FC dari tahun ke tahun banyak melakukan pergantian personil, komposisi tim, pengurus klub, bahkan suporter lintas generasi. Semangat kebersamaan masih terus mereka junjung tinggi dalam balutan "You'll Never Walk Alone" itu tadi. 

Semua pihak di Liverpool FC sepakat akan hal itu sehingga mereka pun menunai sukses besar karenanya. Demikian juga dengan kita bangsa Indonesia. 

Berganti-ganti presiden, menteri, anggota dewan, bahkan generasi yang terus berganti seharusnya tetap mengusung semangat yang sama dalam memajukan negeri tercinta ini. 

Presiden tidak akan pernah bisa memajukan negeri ini seorang diri. Demikian juga para menterinya, pejabat tingginya, dan setiap dari kita pun akan menemukan "batu karang" serupa apabila mencoba melakukannya sendirian. 

Kita butuh bersama-sama. Jangan membiarkan negeri ini berjalan seorang diri. Semua mesti selaras dalam mencapai tujuan besar bangsa Indonesia.

Sayangnya, kita lebih banyak diributkan oleh konflik internal. Perseteruan demi perseteruan terus menghantui dari waktu ke waktu membuat kita menjadi kurang produktif. 

Energi kita tersita untuk berkonflik dengan saudara sebangsa. Sudah pasti hal itu tidak akan memberikan dampak baik terhadap kemajuan bangsa dan negara. 

Liverpool FC bisa bersatu dan membalikkan keadaan tertinggal dari AC Milan di final Liga Champion tahun 2005, serta membalas kekalahan atas FC Barcelona tahun lalu di semifinal Liga Champion sebelum akhirnya memenangi kompetisi serupa.

Sejarah kejayaan dan membalik situasi yang awalnya terpuruk menjadi sebuah kemenangan besar selalu diawali dengan keyakinan bahwa kita bisa melakukannya sembari diiringi semangat kebersamaan yang kuat. 

Hanya saja semangat "You'll Never Walk Alone" itu sejauh ini masih diadopsi oleh para koruptor dengan aksi korupsi berjamaahnya. Satu koruptor tertanggap, beberapa koruptor lain turut terjerat. Miris. 

Kita harus memerbaiki orientasi dalam mengelola negeri ini. Kita cukupkan perseteruan internal dan secara bersama-sama mengembangkan Indonesia bersama-sama. Masalah utama negeri ini bukan pada konsep pembangunannya, tapi lebih kepada rendahnya rasa kebersamaan dan kesadaran bahwa kita membangun Indonesia tidak bisa seorang diri.

Semoga Indonesia bisa meniru kesuksesan Liverpool FC. Dan saya ucapkan selamat untuk seluruh pecinta Liverpool FC di seluruh Indonesia.

Salam hangat,
Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun