Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Tua "Musiman" dan Cara Penyikapannya

22 Juni 2020   13:09 Diperbarui: 22 Juni 2020   13:16 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga | Sumber gambar : mubaadalahnews.com

Tapi hal itu memiliki efek samping yang tidak sederhana. Kualitas hubungan orang tua dan anak bisa semakin terpisah jarak oleh sebab keberadaan gadget tersebut. Tapi dalam hal ini saya tidak ingin mengulas masalah gadget ini lebih jauh. Saya ingin menitikberatkan pembahasan pada apa yang harus kita lakukan saat bersua buah hati dengan segala keterbatasan waktu yang ada.

Ketika putra-putri kita masih balita, disatu sisi hal itu pasti membuat kita begitu rindu untuk selalu bersua mereka. Disisi lain, ada tanggung jawab besar yang tidak boleh kita abaikan perihal bagaimana menjaga psikologis mereka untuk tetap mengenal dekat bahwa kita adalah orang tuanya. 

Saat perjumpaan tidak terlalu intens dilakukan, kita mesti memastikan bahwa putra-putri kita tetap merasa bahwa kita adalah orang-orang spesial dalam hidupnya. Setiap kali kita pulang, pasti ada harapan bahwa mereka akan menyambut kedatangan kita dengan antusias. 

Teriakan bahagia mereka adalah hadiah berharga bagi orang tua. Persoalannya, tidak setiap orang mendapatkan kesempatan indah itu. Beberapa kali kepulangan sang orang tua justru direspon biasa. 

Serasa tidak ada perbedaan samasekali antara keberadaan kita sebagai orang tua ataupun tidak. Bahkan lebih ironis tatkala ketiadaan kita justru lebih diharapkan oleh buah hati kita.

Mungkin beberapa hal berikut bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas pertemuan dengan sang buah hati ditengah keterbatasan waktu yang kita miliki. Sehingga jarak bukan lagi menjadi halangan untuk menjalin kedekatan dengan putra-putri kita tercinta.

1. Ambil Waktu Privat untuk Bercengkrama

Terkadang kita masih disibukkan banyak hal meski sedang situasi liburan sekalipun. Terlebih sosial media masih dengan setia menguji hasrat kita untuk memperhatikan status demi status yang terpasang. 

Membuat kita teralihkan pandangan untuk memantau perkembangan sang buah hati. Untuk itu amatlah penting untuk mengalokasikan waktu khusus dimana antara orang tua dan buah hati bisa berbicara satu sama lain tanpa gangguan orang lain termasuk gadget sekalipun. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan-jalan atau bermain bersama-sama.

2. Batasi Waktu dengan Smartphone

Hari-hari kita sangat sulit dipisahkan dengan gadget atau smartphone. Pun demikian juga dengan anak-anak kita saudah begitu asyik dan lupa waktu apabila sudah menghadapi gadget. 

Terkadang mereka pun sampai menangis jikalau mainan kesukaannya itu kita ambil. Sehingga daripada menyaksikan mereka nangis terkadang kita memilih untuk membiarkannya saja. Padahal semua itu membuat waktu kita semakin terbuang sia-sia. 

Dengan intensitas perjumpangan yang cukup jarang, kita harus berkomitmen untuk mereduksi waktu dengan smartphone itu sebanyak mungkin. Terutama saat putra putri kita masih terjaga dari tidurnya. Upayakan untuk selalu mengawasi mereka dalam setiap kesempatan. Dalam artian kita menempatkan diri sebagai orang tua "siaga" kala mereka mencari kita.

3. Sempatkan Diri Bercanda dengan Mereka

Lebih khusus dibanding poin pertama, dalam hal ini kita menyediakan diri kita sebagai "alat" mereka bersenang-senang. Khususnya saat sang buah hati masih tergolong anak-anak. Jangan justru memasang badan sebagai orang yang terlihat sibuk dan enggan saat diajak mereka bermain. Jangan takut capek, karena hal itu justru sarana memperkuat keakraban dengan buah hati.

4. Sapa Mereka Setiap Hari Meski dari Jauh

Teknologi memberikan kita kesempatan untuk berinteraksi dari jauh. Video call memungkinkan kita bertatap muka dari jauh. Meski pasti ada yang berbeda dibandingkan pertemuan secara langsung. Tapi minimal kita masih menjaga ingatan mereka bahwa kita adalah orang tuanya. Agar mereka masih mengingat wajah kita biarpun tidak setiap hari bertemu. Jangan ketika pertemuan sudah begitu jarang dan ketika kita pulang malah wajah kita tidak mereka kenali.

5. Selalu Doakan Mereka

Bagaimanapun juga dan apapun yang terjadi semuanya pasti dalam rentang kekuasaan-Nya. Termasuk dengan hati sang anak. Kita bisa berupaya banyak hal untuk tetap mendapatkan perhatian dari mereka. Demikian juga kita juga bisa berupaya untuk mendidik mereka meski ditengah keterbatasan waktu yang kita miliki. 

Hanya saja kita tetap harus meminta bantuan Sang Pencipta agar senantiasa memeliharanya. Dialah Dzat yang bisa memberi petunjuk jalan terbaik bagi seluruh hamba-Nya. Apalagi doa para orang tua kepada putra-putrinya, niscaya hal itu jauh lebih mujarab.

Saya pribadi terkadang merasa sedih dengan situasi dimana jarak memisahkan kedekatan dengan putra tercinta. Namun saya sadar bahwa kita tidak boleh menyerah dengan keadaan. Kita mesti mencari cara agar sang buah hati memahami kenyataan bahwa orang tuanya sangat menyayanginya dan mengajarinya hal-hal yang terbaik. Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita memiliki keinginan kuat untuk itu? Jangan sampai kita menjadi orang tua hanya pada tataran Kartu Keluarga (KK) saja.

Salam hangat,

Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun