Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Iklan Sirup Pengobat Rindu Ramadan "Tempoe Doeloe"

6 Mei 2020   11:09 Diperbarui: 6 Mei 2020   11:11 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.merdeka.com

Bulan suci Ramadan merupakan saat-saat paling dinantikan segenap umat Islam di dunia. Suasana syahdu penuh nostalgia hampir selalu hadir setiap kali tamu suci ini mendatangi kita. Sebulan dalam satu tahun Ramadan datang "menyambangi" kita. Tapi sebelum tamu agung itu datang, ada beberapa "pertanda" perihal kedatangannya yang sudah dekat. Mungkin tanpa melihat kalender sekalipun kita sudah bisa mencium aroma wangi Ramadan semakin bergerak mendatangi kita dengan memperhatikan tanda-tanda itu. Dan salah satu pertanda yang selama ini begitu melekat dalam ingatan kita adalah iklan sirup Ma*j*n (merk produk disamarkan). Sekali iklan tersebut muncul, orang-orang hampir akan beranggapan bahwa sebentar lagi bulan Ramadan datang. Seolah wangi dan manisnya minuman "wajib" bulan Ramadan itu mewakili identitas dari bulan Ramadan itu sendiri.

Secara pribadi saya cukup mengamini anggapan semacam ini. Karena pada hari-hari atau bulan-bulan biasa iklan sirup jumlahnya minimalis. Sangat jarang. Sesekali saja muncul. Tapi begitu mendekati Ramadan atau ketika sudah memasuki momen Ramadan hingga Idhul Fitri tiba, maka hampir bisa dipastikan setiap hari akan ada iklan produk tersebut. Bahkan bisa jadi setiap beberapa jam sekali iklan tersebut akan menyambangi pemirsa televisi, dalam setiap jeda program acara. Entah mengapa suasana Ramadan terasa lebih "menggigit" apabila ada iklan tersebut.

Ramadan yang hadir setiap tahun barangkali akan menciptakan certia serta pengalaman yang berbeda-beda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Usia yang bertambah, status sosial yang berubah, tempat tinggal yang mungkin tak lagi sama akan menjadi faktor yang membawa kesan baru dalam menjalani bulan mulia dan suci ini. Akan tetapi, setiap kali Ramadan datang maka setiap kali itu pula suasana nostalgia langsung terasa. Iring-iringan jingle iklan semakin menghidupkan suasana nostalgia itu. Biarpun sudah banyak yang berubah, tapi jingle iklan tersebut seakan meyakinkan kita bahwa Ramadan yang sekarang masihlah seindah Ramadan yang dulu.

Saat pertama kali menyaksikan iklan sirup Ma*j*n itu barangkali saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bahkan sebelumnya. Saya lupa persisnya. Hingga sekarang saya sudah menikah dan memiliki seorang putra, setiap kali melihat adanya iklan tersebut di televisi saya merasa bahwa suasana bertahun-tahun lalu itu seperti baru terjadi kemarin. Bersuka ria bersama teman-teman sepermainan menonton televisi dan melihat iklan sirup segar nan menggoda iman. Berharap nanti ketika tabuh bedug berbunyi semua bisa menikmati minuman manis nan segar yang menghilangkan semua dahaga selama seharian penuh. Mungkin akan terasa sulit untuk melakukan kilas balik kenangan masa lalu jikala tidak ada "pancingan" seperti halnya iklan sirup Ma*j*n ini atau iklan-iklan sejenis lainnya. Yang memang menjadi trade mark tersendiri selama momen bulan suci Ramadan berlangsung.

Meskipun iklan dikemas tak lain sebagai bagian dari suatu bisnis, setidaknya ada sisi lain dari iklan tersebut yang justru membuat kita bisa mengobati rindu akan masa lalu penuh kenangan selama momen Ramadan berjalan. Kita memang tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalu. Tapi iklan Ramadan sudah cukup menjadi pengobat rindu akan suasana "tempoe doeloe". Marhaban ya Ramadan. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Salam hangat,

Agil S Habib 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun