Seorang veteran perang berusia 95 tahun asal Britania Raya (UK), John Nicholls, baru-baru ini dikabarkan berhasil sembuh dari infeksi virus corona COVID-19. John yang didagnosa positif mengidap COVID-19 sekitar dua minggu yang lalu.Â
Keluarganya mengupayakan agar John dirawat di rumah sakit. Namun ia bersikeras menolak upaya itu. Padahal kala itu kondisi kesehatannya sudah cukup parah. Ia mengalami kesulitan bernafas dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.Â
Terlebih John memiliki riwayat sebagai perokok sejak usia 14 tahun hingga sekarang. Sesuatu yang membuatnya "memenuhi syarat" untuk menjadi "kandidat" korban fatal COVID-19 selanjutnya. Namun nyatanya John berhasil melalui periode buruk itu dan berhasil mendapatkan kesehatannya kembali untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-95.
John Nicholls adalah satu dari sedikit orang yang berhasil sembuh dari COVID-19 pada usinya yang senja. Ia berhasil "menangkal" statistik korban COVID-19 yang mayoritas adalah lansia. Hal ini sekaligus menjadi kabar baik bagi dunia, terutama yang telah menjadi salah seorang terinfeksi COVID-19.Â
Mereka bisa sembuh. Seperti halnya yang dialami oleh John. Bahkan John mengupayakan kesembuhannya sendiri. Ia sempat menolak ambulan yang datang untuk membawanya ke rumah sakit. Biarpun perjuannya terasa begitu berat, nafasnya tersengal-sengal, dan entah penderitaan apalagi yang harus dirasakannya kala itu, tapi pada akhirnya kekuatan diri John dan kemauannya untuk sembuh telah mengalahkan virus tersebut.Â
"Kekuatan kemauan" atau willpower adalah kata kunci dari kesembuhan John. Jikalau John yang tidak dirawat secara intensif oleh petugas medis saja bisa berhasil, apalagi mereka yang dirawat.Â
Asalkan memiliki hasrat untuk sembuh maka pulih dari infeksi COVID-19 adalah sebuah keniscayaan. Beberapa testimoni yang diutarakan oleh "mantan" pasien COVID-19 pun menyiratkan pesat serupa. Kemauan untuk sembuh.
Terkadang ketakutan yang begitu mendalam serta kehilangan harapan untuk sembuh lah yang menjadi momok terbesar. Sampai-sampai hal itu mengalahkan serangan virus itu sendiri. Bahkan sempat ada seseorang yang terinfeksi COVID-19 justru memilih bunuh diri karena putus asa terhadap kondisinya.Â
Pandangan semacam inilah yang harus terus diluruskan. Seiring jumlah korban terinfeksi yang terus bertambah, harapan untuk sembuh harus terus dikobarkan. Apalagi tren kesembuhan khususnya di Indonesia sudah jauh melampaui angka kematian akibat COVID-19. Bukti bahwa yang terinfeksi juga bisa sembuh.
Mengingat masih belum ditemukannya vaksin antivirus COVID-19, sebuah harapan juga digantungkan kepada para "mantan" pasien COVID-19 dengan pemanfaatan plasma convalescent sebagai terapi penyembuhan pasien terinfeksi COVID-19. Langkah ini tengah ditempuh di banyak negara, termasuk Indonesia, dan mengindikasikan hasil yang positif. Semakin banyak pasien COVID-19 yang berhasil sembuh, maka semakin banyak pula potensi pendonor plasma convalescent. Dengan demikian angka kesembuhan COVID-19 akan bisa terus ditingkatkan.
Salam hangat,