Media sosial dan media masa beberapa waktu belakangan ini tengan dihebohkan seiring pernyataan "kontroversial" Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa antara mudik dan pulang kampung memiliki makna yang berbeda.Â
Tidak perlu dijabarkan seperti apa pemaknaan yang beliau sampaikan, akan tetapi hal itu sudah lebih dari cukup untuk membuat publik menilai bahwa Presiden menyampaikan sesuatu yang "aneh". Mulai dari politisi, pakar bahasa, selebritis, hingga warga biasa pun turut berkomentar karenanya. Tidak sedikit yang menyindir sang presiden. Apalagi ketika hal itu disampaikan saat wawancana dengan salah satu jurnalis paling kritis di Indonesia, Najwa Shihab.
Penilaian publik terhadap pernyataan presiden sebenarnya cukup beragam. Tapi pada intinya hampir semuanya menganggap presiden menyampaikan sesuatu yang salah, memelintir istilah, atau tidak memiliki cukup pemahaman terkait wawasan kebahasaan. Sesuatu yang bisa menjadi blunder besar terlebih bagi seorang presiden seperti beliau.Â
Tak ayal hal inipun membuat beliau menjadi bulan-bulanan di media sosial. Meski tidak sampai mencela pribadi beliau secara langsung. Namun dari sekian banyak komentar yang berseliweran diluar sana, hal itu sebenarnya cukup "nyelekit" untuk diketahui atau dibaca langsung oleh bapak presiden.
Lantas seperti apa ekspresi beliau terkait respon publik terhadap pernyataan mudik dan pulang kampung yang disampaikan beberapa waktu lalu itu? Seperti apa kira-kira tanggapan bapak presiden apabila beliau tahu satu per satu sentilan netizen terhadap dirinya? Menilik dari jejak perjalanan beliau selama ini mungkin kita bisa menerka-nerka seperti apa gerangan ekspresi atau reaksi beliau kala menerima cibiran dari orang lain.
Terkejut
Mungkin inilah ekspresi pertama kali yang beliau tampakkan pasca mengetahui animo publik khususnya netizen terhadap "dahsyatnya" efek pernyataan beda mudik dan pulang kampung.Â
Sebuah pernyataan tentang istilah sederhana dan bermakna sederhana juga tapi kemudian merembet hingga ke mana-mana. Membuat heboh sebagian kalangan yang justru menggeser esensi utama dibalik keberadaan pernyataan tersebut yaitu perihal larangan mudik.Â
Fokus publik bukan kepada aturan larangan mudik, malah tentang permainan kata-kata yang bukan tidak mungkin bisa didefinisikan berbeda oleh orang per orang. Apalagi setelah mengonfirmasikannya dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Maksud Presiden Jokowi adalah memberlakukan secara serius aturan pelarangan mudik, tapi malah menimbulkan "kelucuan" tersendiri. Kok bisa ya?
Speechless
Tidak bisa berkata apa-apa. Seolah satu negara lupa bahwa kita sedang berada ditengah pandemi COVID-19. Saat sang presiden membuat pernyataan yang "nyeleneh" sontak hal itu memicu reaksi beragam para netizen. Pak Jokowi. Melihat "kreativitas" dan kekonyolan komentar para warganet bisa jadi membuat beliau tidak bisa berkomentar apa-apa lagi. Bingung mau berbicara apa.Â