Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebuah Renungan dari Wafatnya Ashraf Sinclair

19 Februari 2020   07:03 Diperbarui: 19 Februari 2020   06:59 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ashraf Sinclair, Suami Bunga Citra Lestari, meninggal dunia | Sumber gambar : www.viva.co.id

Sungguh sangat mendadak dan teramat mengejutkan. Begitulah gambaran yang paling bisa mengutarakan perihal wafatnya suami dari artis Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair. Sebagaimana dikatakan berbagai sumber, Ashraf meninggal dunia akibat serangan jantung. Padahal beberapa waktu sebelumnya rekan-rekannya menyebutkan bahwa kondisi almarhum sangat sehat dan baik-baik saja. 

Apalagi almarhum Ashraf dikenal sebagai pribadi yang menerapkan pola hidup sehat, rajin berolah raga, serta tidak memiliki riwayat penyakit yang berbahaya. Bahkan manager dari BCL mengatakan kalau Ashraf memiliki kondisi fisik paling sehat dibandingkan anggota keluarga yang lain. Sehingga ketika ada kabar kalau Ashraf meninggal dunia, maka tentu banyak yang terkejut dibuatnya.

Dalam pelbagai kesempatan seringkali dianjurkan agar seseorang menerapkan pola hidup sehat. Salah satu tujuannya tentu adalah agar kondisi tubuh senantiasa bugar dan hidup lebih lama atau berumur panjang. Paling tidak itulah yang diharapkan oleh setiap orang yang mencoba menerapkan pola hidup sehat pada dirinya. 

Logikanya, dengan menerapkan pola hidup sehat maka tubuh menjadi tidak gampang sakit. Apabila seperti itu maka seharusnya tubuh tetap terjaga kondisinya hingga usia menua. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hidup tidak selamanya bisa dilogika. 

Ketika malaikat Izrail datang menjemput maka tidak ada alasan untuk memajukan atau memundurkan waktu sedetikpun. "Jatah" hidup seseorang di dunia telah dituliskan bahkan sejak kita masih berada didalam rahim ibu. 

Kesehatan seseorang mungkin ditengarai sebagai sebab musebab hidup matinya seseorang. Akan tetapi pada hakikatnya kehidupan kita hanya karena satu hal, yaitu ketika nyawa masih melekat didalam tubuh. Saat nyawa terlepas, maka yang sehat sekalipun tidak akan punya kuasa untuk menolaknya.

Sehingga apa yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA adalah benar adanya. Bahwa yang melindungi kehidupan kita sejatinya adalah ajal kita. Saat untuk itu telah ditetapkan tahun, bulan, hari, jam, menit, hingga detiknya. Bahkan tempat dimana kita memasuki kehidupan selanjutnya pun telah dituliskan dan tidak akan pernah meleset sedikitpun. 

Yang muda, yang tua, yang kaya, yang miskin, yang sudah menikah, yang belum menikah, yang sudah punya anak, yang belum punya anak, dan lain sebagainya tidak bisa mendalihkan kondisi dirinya untuk menolak atau memanggil ajal. Itu adalah hak dari Sang Pencipta untuk memanggil kembali hamba-Nya.

Sebagai orang yang ditinggal oleh orang-orang terkasih tentu bersedih adalah wajar. Namun kesedihan itu hanyalah sebuah ekspresi emosi kita yang memang memendang kasih kepada mereka yang kita cintai. 

Kesedihan itu hanyalah sebuah batas antara kehadiran dan ketiadaan. Pada akhirnya kita pun akan mengalami seperti apa yang almarhum Ashraf alami. Karena hanya itulah satu-satunya pintu untuk menuju kehidupan selanjutnya yang lebih kekal dan abadi. 

Pertanyaannya, apakah kita sudah benar-benar mempersiapkan bekal serta diri kita untuk menyambut hari itu? Menerapkan pola hidup sehat adalah sebuah ikhtiar dan upaya kita untuk menghargai diri dan tubuh kita ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun