Setiap orang yang berkendara di jalan raya tentu menginginkan suasana yang nyaman dan aman sejak memulai perjalanan hingga sampai ke lokasi tujuan. Kemacetan adalah salah "momok" yang paling dibenci para pengguna kendaaraan bermotor.
Harus berdempetan dengan pengendara lain, terkepung asap kendaraan yang berbau menyengat dan membikin sesak pernafasan. Lebih parah lagi ketika macet kita berada di belakang pengendara lain dengan knalpot kendaraannya yang "ndangak" ke atas dan mengarah langsung ke wajah kita.
Ketika pengendara tersebut menarik gas, asap kendaraannya pun "menyembur" mengenai muka kita seperti semrpotan angin. Hanya saja kali ini bercampur dengan asap bahan bakar fosil yang memiliki kadar polutan tinggi. Mata terasa perih dan pernafasan terasa tidak nyaman. Pertanyaannya, apakah para pemilik kendaraan yang mengdongakkan knalpotnya itu tidak berfikir bahwa tindakannya menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang lain?
Pada umumnya, knalpot dengan posisi mendongak keatas merupakan knalpot modifikasi sehingga tidak sesuai standar yang telah ditentukan. Hanya saja mengapa hal-hal seperti ini masih banyak sekali terjadi. Mungkin tidak banyak ditemui di lokasi-lokasi perkotaan, namun di beberapa daerah pinggiran.
Entah demi agar terlihat keren sehingga posisi knalpot diubah sedemikian rupa sehingga terlihat berbeda dari yang lain ataukah karena disengaja agar tidak ada pengendara lain yang berada dekat-dekat di belakangnya. Yang pasti, membuat desain knalpot seperti ini hanya memberikan ketidaknyamanan bagi pengendara lain.
Selain yang sudah disebutkan tadi terkait semburan asap knalpot, umumnya knalpot yang dipasang mendongak cenderung dibarengi dengan suara yang berisik atau lebih dikenal sebagai knalpot racing.
Banyak sekali pengguna kendaraan bermotor khususnya sepeda motor yang "mencoba" meniru gaya-gaya pebalap motor profesional. Mulai dari cara berkendara yang "menjatuhkan" tubuh kesamping kiri dan kanan, hingga membuat modifikasi khusus pada sepeda motornya sehingga mirip dengan motor untuk balapan.
Biasanya bagian motor yang menjadi "sasaran" utama hal ini adalah bagian knalpot dengan mengubah "tampilan" suaranya. Suara motor yang aslinya sunyi dan tenang dianggap tidak merepresentasikan motor seorang pebalap. Akhirnya perubahan pun dilakukan dengan membuat knalpot yang mampu menghasilkan bunyi lebih nyaring.
Sehingga setiap kali gas ditarik, maka bunyi melengking akan dihasilkan. Bagi sang pemilik motor hal itu mungkin dianggap keren. Namun bagi pengendara lain hal itu justru membuat jengkel.
Bunyi yang memekakkan telinga dari knalpot racing bisa dibilang tidak terlalu bersahabat bagi telinga manusia. Setiap kali ada pengendara motor dengan suara knalpot berisiknya melintas, hal itu ibarat kaleng rombeng yang melaju tanpa rasa bersalah sama sekali. Sangat membikin tidak nyaman.
Padahal apa untungnya membuat tampilan sepeda motor seperti itu? Apakah mengusik kenyamanan orang lain merupakan bentuk kebanggaan pribadi? Jangan-jangan demi upaya gagah-gagahan kita melupakan realitas bahwa orang lain pun perlu diperhatikan hak kenyamanannya. Semestinya pihak bengkel pun mesti lebih bijaksana dalam menerima "pesanan" modifikasi knalpot gaya mendongak seperti ini.
Seiring "dukungan" yang mereka lakukan, itu sama artinya dengan mendukung aksi menciptakan ketidaknyamanan publik. Entah hal ini termasuk melanggar hukum atau tidak, yang jelas sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan kemanfaatan bagi orang lain dan bukan sebaliknya.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H