Terkait dengan wacana pemusnahan ini, Derektur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) membantah hal ini. Menurutnya, beras-beras tersebut tidak dimusnahkan melainkan akan diolah kembali ke produk lain seperti tepung beras, pakan ternak, dan etanol. Pengolahan beras disposal stock ini akan dilakukan melalui mekanisme lelang. Terlepas dari apapun rencana yang akan dilakukan terhadap beras "bermasalah" tersebut, baik itu dilelang, diolah ke produk lain, atau bahkan dimusnahkan, hal itu tidak bisa menghilangkan fakta bahwa beras sebanyak 20.000 ton telah disia-siakan begitu saja. Hal ini menjadi potret lemahnya sistem tata kelola bahan pangan kita yang sebenarnya memegang peranan cukup strategis.
Hal-hal seperti ini sebenarnya bisa dicegah apabila orang-orang yang terlibat didalamnya saling bersinergi dan mempersiapkan rencana secara matang. Yang harus kita tagih untuk kedepannya adalah kasus seperti ini tidak terulang lagi. Pemerintah harus berkaca terkait kelemahan mereka sehingga membuat hal ini terjadi. Demikian juga Perum Bulog harus mengevaluasi kinerjanya karena telah membuat bahan pangan utama masyarakat tersia-siakan.
Salam hangat,
Agil S Habib   Â
Refferensi :
[1] ; [2] ; [3] ; [4] ; [5]; [6]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI