Reuni 212 adalah sebuah simbol sekaligus pengingat bahwa ada sebuah peristiwa besar yang membuat sebuah era pemerintahan berganti tampuk kepemimpinan. Sejarah itulah yang barangkali turut menggerakkan langkah kaki Anies Baswedan untuk datang menghadiri undangan Reuni Akbar 212.
Pro kontra terkait sosok Anies dan Reuni Akbar 212 mungkin masih akan terus berlanjut pada masa-masa mendatang. Reuni Akbar 212 tahun depan kemungkinan masih akan mempertemukan kita dengan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Mereka yang berseberangan dengan simpatisan 212 akan selalu melihat hal ini sebagai kepentingan politis. Meskipun hal itu juga akan disangkal para simpatisan 212 sekadar sebagai acara silaturahmi dan ibadah bersama. Dua pandangan ini tidak akan pernah bertemu. Lagipula memang tidak ada gunanya juga membenturkan dua pandangan yang saling bertolak belakang ini.
Daripada terus meributkan hal-hal seperti ini, alangkah baiknya apabila kita kembali pada fitrah bangsa ini. Kebebasan berserikat dan berkumpul bagi setiap warga negara. Korelasinya yaitu, Reuni Akbar 212 adalah hak masyarakat yang ingin melakukannya. Para komentator yang sinis terhadap kegiatan ini perlu untuk berkaca.Â
Selain itu, Reuni Akbar 212 harus memberikan output yang membangun bagi bangsa ini kedepan. Mereka mesti membangun sinergi serta menjadi partner yang kritis bagi jalannya roda pemerintahan. Menghilangkan stigma "musuh" rezim pemerintah ke stigma "partner kritis" pemerintah. Analogi "musuh" sangat tidak tepat disematkan didalam negara kita yang menjunjung tinggi asas persatuan ini.Â
Orang-orang yang merasa memiliki perbedaan pandangan dan menilai bahwa mereka adalah musuh, maka sepertinya mereka harus mengulang kembali pembelajaran tentang nilai persatuan di sekolah dasar untuk menjernihkan kembali pandangannya.
Reuni 212 mau tidak mau sudah terbentuk dan kini telah menancapkan eksistensinya. Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa komunitas ini turut memberikan pengaruh positif dalam check and balance kekuasaan seiring minimalisnya jumlah partai politik yang berada di luar kubu pemerintah. Diharapkan 212 turut serta mengawal roda pemerintahan selama periode yang ditentukan dan mengawal agar situasi tetap berjalan kondusif. Jangan "bertukar" fitnah satu sama lain.
Salam hangat,
Agil S Habib
Refferensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H