BCA menangkap kebiasaan "baru" masyarakat di era digital ini yang cenderung lebih "malas" untuk menggerakkan tubuhnya. Untuk makan saja sekarang orang-orang lebih memilih menggunakan aplikasi seperti grab-food atau go-food karena mereka tidak perlu lagi berjalan dan mengantri lama di tempat makan.Â
Cukup duduk manis di rumah sembari menunggu pesanan datang. Bahkan kalau bisa mungkin saat ini kita ingin menyelesaikan dan memenuhi segala kebutuhan sambil tertidur lelap.Â
Kita menginginkan semuanya dilakukan sesederhana mungkin. Semua harus bisa dibikin simpel. Inilah ciri dari generasi simpel. Kebiasaan digital masyarakat yang begitu mendambakan penyederhanaan dalam segala hal ini kemudian oleh BCA dituangkan dalam upgrade layanan BCA mobile.Â
BCA mobile tidak lagi sekadar memindahkan transaksi konvensional seperti cek saldo, mutasi, atau transfer antar rekening ke dalam bentuk digital saja, tetapi juga melengkapinya dengan pelayanan yang lebih mutakhir.
Jika selama ini kita begitu tergantung pada keberadaan kartu ATM saat melakukan tarik tunai atau transaksi lain di mesin ATM, maka BCA kini menghadirkan terobosan baru pelayanan perbankkan. Tarik tunai bisa dilakukan tanpa kartu ATM.
Dengan kata lain, kartu ATM lupa dibawa atau ketinggalan di rumah pun tidak menjadi masalah lagi. Bahkan kalaupun kartu ATM itu hilang kita masih bisa berlega hati karena tetap bisa melakukan transaksi tarik tunai tanpa kartu (cardless). Pelayanan yang diberikan berupa transaksi tanpa kartu ini bukan semata sebagai bentuk peningkatan pelayanan pihak BCA kepada para nasabahnya.Â
Hal ini sekaligus menjadi bukti pemahaman BCA terkait adanya disrupsi pada sektor perbankkan. Pihak BCA tahu bahwa mereka harus mendisrupsi dirinya sendiri atau mereka yang akan terdisrupsi oleh komunitas lain yang menjadi kompetitor di lini bisnis mereka. Mereka "memilih" untuk mendisrupsi pelayanan yang menggunakan kartu ATM dan menggantikannya dengan tranksasi tanpa kartu.Â
Apa yang dilakukan oleh BCA ini tentu membutuhkan effort besar dan pengorbanan yang tidak sedikit. BCA ditengah-tengah badai disrupsi di sektor perbankkan telah berupaya untuk "meremajakan" kembali dirinya sebagai burung elang sehingga ia bisa kembali jemawa diantara "elang-elang baru" yang lahir di era ini.
Disrupsi ini sekaligus akan berimbas pada seluruh kompetitornya yang masih mengandalkan transaksi dengan kartu ATM. BCA "beruntung" bisa menyadari hal ini lebih awal sekaligus bergerak mendahului yang lain.Â
Dalam disrupsi, mereka yang paling dulu menyadari "celah" akan mendapatkan keuntungan lebih baik dalam melakukan langkah selanjutnya. Upaya BCA untuk lebih mengoptimalkan teknologi informasi tentunya merupakan sebuah langkah yang bijak. Zaman telah menuntut semua orang untuk bergerak selaras dengan arah digitalisasi.Â