Dunia digital memang begitu menarik untuk disimak. Populernya media sosial (medsos) pada segenap lapisan masyarakat telah menghadirkan berbagai cerita.Â
Selain sebagai media bisnis yang menjanjikan, atau sebagai sarana bersosialisasi dengan kerabat yang jauh, medsos menjadi media alternatif perantara jodoh antara dua insan berlawanan jenis.Â
Banyak laki-laki dan perempuan dipertemukan berawal dari medsos meskipun mereka terpisah jarak nan jauh. Sudah cukup banyak kisah yang beredar tentang orang-orang yang bertemu jodohnya dengan perantara medsos ini.Â
Mereka berkenalan, kemudian bertukar nomor telepon atau pesan singkat, janjian bertemu, hingga akhirnya bersepakat melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Namun, cerita manis tentang pertemuan dua insan ini tidak selalu dirasakan oleh semua orang.Â
Kisah asmara yang "dijembatani" oleh dunia digital terkadang juga menyisakan cerita pilu bahkan tragis, seperti yang dialami oleh salah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea bernama Yusuf yang bertemu dengan calon jodohnya sesama TKI yang bekerja di Taiwan.
Media sosial belakangan diramaikan dengan perbincangan seorang TKI yang "tertipu" calon jodohnya. TKI bernama Yusuf ini berkenalan dengan sesama TKI lain berinisial S yang bekerja di Taiwan melalui medsos.Â
Selama masa perkenalan hingga menjelang pernikahan ternyata S memajang foto diri milik orang lain untuk "mengelabuhi" Yusuf. Mungkin Yusuf tertarik dengan S karena fotonya yang cantik. Meski belakangan baru diketahui bahwa foto itu ternyata milik orang lain yang bernama Intan Permata.Â
Akhirnya kesepakatan pernikahan yang sebelumnya disetujui kedua belah pihak terpaksa dibatalkan oleh mempelai pria karena ia merasa kecewa setelah melihat "wujud" asli dari pasangan yang selama ini dikaguminya tersebut. Yusuf baru menyadari kalau ternyata calon istrinya itu sudah berwajah uzur atau nenek-nenek.
"Big data" Mennyajikan Histori Data Pengguna Medsos
Sebenarnya peristiwa seperti yang menimpa Yusuf ini bisa terjadi kepada siapa saja. Orang-orang yang berharap besar untuk segera menemukan jodoh atau pasangannya kemudian dipertemukan dengan seseorang yang memiliki hasrat serupa biasanya akan cenderung mengabaikan beberapa hal seperti yang terjadi pada sosok Yusuf.Â
Mungkin Yusuf sudah kadung percaya pada calon istrinya tersebut sehingga lalai untuk menggali lebih jauh identitas pasangannya itu setelah hanya melihatnya melalui beberapa lembar foto saja.Â