Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gus Sholihin, Nick Vujicic "Made in Balung Kulon"

12 Juli 2019   06:34 Diperbarui: 12 Juli 2019   06:55 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus sholihin dengan rutinitasnya membersihkan mushola tempat ia mngejari anak-anak kecil mengaji (Foto: Dokumentasi pribadi)

 

 Dunia tidak pernah kekurangan sosok teladan dan pemberi inspirasi bagi banyak orang. Tidak sedikit dari sosok-sosok inspiratif tersebut yang kondisinya tidak jauh lebih baik dari kita. Bahkan banyak di antara mereka yang lebih miskin, mendapatkan lebih banyak kesulitan hidup, dan mungkin memiliki kondisi fisik yang lebih terbatas. 

Salah satu sosok dengan keterbatasan fisik tersebut adalah Nick Vujicic. Seseorang yang mengidap sindrom Tetra Amelia yang mengakibatkan lengan dan kaki tidak berkembang. Sebuah keterbatasan yang mungkin menghadirkan rasa frustasi bagi sebagian orang, namun tidak demikian halnya dengan Nick. Ia justru mampu menjadi seorang motivator hebat yang begitu populer hampir diseluruh dunia.

 

Nick Vujicic dalam salah satu seminarnya (Sumber gambar : https://www.attitudeisaltitude.com)
Nick Vujicic dalam salah satu seminarnya (Sumber gambar : https://www.attitudeisaltitude.com)
 Ketika membicarakan nama Nick Vujicic maka yang terlintas dalam benak kita adalah kehidupan penuh perjuangan dengan segala keterbatasan fisik yang dimiliki. Nick membuktikan kepada semua orang bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, bahkan ia bisa menjadi sosok yang lebih menginspirasi dibandingkan orang-orang kebanyakan.

Membahas perihal seseorang dengan keterbatasan fisik, saya memiliki seorang kerabat dekat atau lebih tepatnya kakak sepupu yang sejak kecil terlahir dengan kondisi fisik tidak sempurna. Beliau terlahir dengan gangguan pada saraf motoriknya. Tubuhnya begitu kaku sehingga membatasi gerak langkahnya. Beliau bernama Muhammad Sholihin dan saya biasa memanggilnya Gus Sholihin. 

Saat ini beliau tinggal di Desa Balung Kulon, Jember, Jawa Timur. Secara usia beliau lebih muda beberapa tahun dari saya, namun karena beliau adalah putra dari kakak ibu saya maka saya memanggilnya "Gus". Beliau adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya sendiri terlahir normal, hanya Gus Sholihin saja di keluarganya yang terlahir dengan gangguan pada fisiknya.

Sejak kecil mengenal beliau, hampir tidak pernah terlihat kesedihan atau mengutuk nasib atas apa yang terjadi pada dirinya. Ia melihat dirinya secara positif. Mungkin hal ini akibat dari nilai-nilai agama yang kuat ditanamkan oleh keluarga kepadanya.

Saat ini beliau aktif mengajar mengaji anak-anak di kampungnya. Menjadi ustadz seperti impiannya dulu. Beliau melayani dirinya sendiri tanpa berupaya merepotkan orang-orang di sekitar. 

Keinginannya yang kuat untuk mandiri telah membuatnya mampu untuk melakukan banyak aktivitas sendiri. Sekarang ia sudah bisa mengendarai sepeda motor sendiri, bahkan ia pun mampu membonceng orang lain bersamanya.

Gus sholihin dengan rutinitasnya membersihkan mushola tempat ia mngejari anak-anak kecil mengaji (Foto: Dokumentasi pribadi)
Gus sholihin dengan rutinitasnya membersihkan mushola tempat ia mngejari anak-anak kecil mengaji (Foto: Dokumentasi pribadi)
 Gus Sholihin mungkin tidak terlalu menonjol di masyarakat. Namun perilakunya sudah cukup menjadi contoh positif bagi orang-orang di sekitar agar tetap bersikap optimis terhadap segala kekurangan yang ada. 

Keterbatasan pada dirinya bukanlah dalih untuk menjauh dari Sang Pencipta, malah justru sebaliknya menjadikan semakin dekat dengan-Nya. Terlihat dari dedikasinya untuk mengajarkan ilmu agama kepada orang lain sebagai seorang guru ngaji.

Kekurangan fisiknya bukanlah halangan untuk mengabdi di jalan Allah SWT. Sebagaimana Nick Vujicic yang meskipun fisiknya penuh keterbatasan tapi tetap bersemangat menebarkan energi positif kepada orang lain.

 

Gus sholihin dengan rutinitasnya beribadah dan menyiapkan diri sebelum mengajar santri mengaji (Foto: Dokumentasi pribadi)
Gus sholihin dengan rutinitasnya beribadah dan menyiapkan diri sebelum mengajar santri mengaji (Foto: Dokumentasi pribadi)
 Gus Sholihin cukup aktif berdakwah di media sosial. Salah satunya melalui penyebaran pesan-pesan positif dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp, terlebih pada bulan Ramadhan kemarin.  Semangat berdakwah yang beliau miliki menurut saya cukup besar mengingat sedikit sekali orang-orang dengan kondisi serupa yang memiliki motivasi tinggi untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan kepada orang lain.

Saya melihat bahwa Gus Sholihin memiliki hasrat yang sama dengan apa yang dimiliki oleh Nick Vujicic. Kekurangan fisik bukanlah batasan untuk bermanfaat bagi orang lain.

Seiring hasratnya untuk menunaikan ajaran agama secara sempurna, ada harapan besar didalam hati Gus Sholihin agar suatu saat nanti bisa pergi ke "Baitullah" untuk berhaji. Mengunjungi rumah Allah SWT dan berziarah ke makam Rasullullah. Namun, harapan besar itu kini masih harus disimpannya terlebih dahulu mengingat keterbatasan ekonominya. 

Sebagai wujud apresiasi atas kebesaran hati yang ia miliki maka hadiah umroh dari Berlipatnya Berkah Allianz barangkali bisa menjadi pelipur hati atas keinginannya berhaji dan sekaligus menjadi stimulus berharga dalam mengobarkan semangat menebar nilai-nilai kebaikan kepada orang lain.  

  

Salam hangat,

 Agil S Habib 

Tulisan ini diikutsertakan juga di landing page berlipatnyaberkah.allianz.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun