Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Stiker Terima Kasih Jokowi di Pesawat Garuda Dipermasalahkan, Mengapa?

9 Juli 2019   13:22 Diperbarui: 17 Juli 2019   21:13 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram/@garuda.indonesia

Media sosial begitu begitu sensitif. Sedikit saja ada sesuatu yang memicu kontroversi perbincangan langsung terjadi dimana-mana. Entah latar belakang yang sebenarnya dari peristiwa tersebut sudah diketahui atau belum, kontroversi akan demikian cepat menyebar. Prasangka negatif bertebaran di mana-mana sampai klarifikasi dilakukan. 

Kalau pun kemudian ada klarifikasi yang diberikan, sebenarnya hal itu tetap saja tidak bisa menghapus jejak terjadinya sebuah peristiwa. Akan sangat berbahaya apabila pemberitaan yang beredar cepat itu ternyata bertolak belakang dengan fakta di lapangan alias hoaks. 

Berapa banyak orang yang dirugikan di sana, betapa besar kredibilitas seseorang yang dikorbankan. Namun inilah realitas sosial yang kini tengah terjadi.

Kontestasi pilpres sudah usai. Titik. Namun sepertinya sentimen kepada tokoh-tokoh yang menjadi aktor utama panggung kontestasi politik pilpres masih saja terjadi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih dipandang nyinyir dalam beberapa aktivitas yang beliau lakukan. 

Ketika beberapa waktu belakangan tengah ramai beredar foto yang bertuliskan "Terima kasih Pak Jokowi" pada badan pesawat Garuda, netizen begitu ramai melempar opininya. Sebagian mungkin ada yang membela, akan tetapi tidak sedikit yang menilainya secara sinis. 

Pertanyaannya sekarang, mengapa harus sinis melihat peristiwa ini? Mungkin banyak yang beranggapan bahwa Garuda adalah maskapai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak semestinya memberikan statement dikhususkan pada satu orang tertentu. 

Seandainya tulisan yang dibuat oleh pihak Garuda adalah "Terima Kasih Pak Presiden" maka bisa jadi ceritanya akan lain. Entah apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Menyebut nama Jokowi atau Prabowo saja sepertinya dengan cepat memantik kisruh. Sepertinya memang benar bahwa sentimen pasca pilpres itu belum sepenuhnya hilang.

Berdasarkan klarifikasi yang diberikan oleh pihak Garuda, tulisan ini dimaksudkan sebagai bagian dari pelepasan jamaah haji pertama di tahun 2019 ini oleh Presiden Jokowi di Solo. Sehingga wajar kiranya apabila pihak Garuda menuliskan "Terima kasih Pak Jokowi,  doakan kami menjadi haji mabrur." 

Sebagai sebuah ungkapan yang ingin mewakili jamaah haji karena disambut pelepasannya oleh Presiden Jokowi. Mungkin ada yang tidak sepaham dengan hal ini, namun seperti itulah maksud yang diutarakan oleh pihak Garuda.

Mengapa sesuatu yang sepele seperti sticker bertuliskan "Terima kasih Jokowi" saja dipersoalkan? Apakah kita kurang bahan diskusi untuk diperbincangkan? Padahal kalu boleh jujur, masih banyak hal diluar sana yang membutuhkan sumbangsih pemikiran kita. 

Banyak masalah produktivitas dan efisiensi yang mesti dipikirkan. Banyak persoalan bisnis, pendidikan, kesehatan, ekonomi yang perlu dibahas. Orang-orang hebat dengan terobosan-terobosan baru industri terkini pastilah bukan orang-orang yang fokus pada sesuatu yang sepele. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun