Â
Baru-baru ini media sosial sedang viral pemberitaan perihal maskapai negeri tirai bambu, China Airlines, yang sudah mulai beroperasi di Indonesia. Angapan ini mengemuka setelah beberapa waktu lalu pemerintah mewacanakan untuk memberikan izin operasi kepada maskapai asing untuk melayani rute penerbangan domestik sehingga diharapkan mampu meredam gejolak harga tiket pesawat yang melambung tinggi.Â
Sontak, pro kotra bermunculan dan tudingan sebagai antek asing pun menyeruak. Pemberitaan perihal maskapai China Airlines yang melayani rute penerbangan Jakarta -- Makasaar pun seolah menjadi dalih pembenaran bahwa pemerintah telah benar-benar membuka keran asing untuk berekspansi pada sektor ransportasi udara di tanah air.
Seiring dengan mulai berjalannya sidan gugatan sengketa pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres), pemberitaan terkait China Airlines sangat berpotensi untuk "digoreng" oleh beberapa pihak berkepentingan sehingga menyulut ketegangan di tengah-tengah masyarakat.Â
Dalam kondisi biasa barangkali hal ini tidak akan terlalu dihiraukan, akan tetapi berhubung iklim politik di Indonesia tengah berada dalam tahap sensitif maka sekecil apapun pemberitaan yang berpotensi memancing stigma buruk publik harus segera diluruskan. Termasuk perihal maskapai China Airlines ini.
Untungnya beberapa pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan dan Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk segera memberikan klarifikasi mengenai hal ini. Munculnya rute layanan penerbangan domistik pada maskapai China Airlines sebenarnya bukan berarti bahwa maskapai asing tengah menjalankan operasinya di negara kita.
Sebagaimana klarifikasi yang dijelaskan oleh pihak maskapai Garuda Indonesia, penawaran rute domestik oleh maskapai China Airlines ini merupakan bentuk kerja sama codeshare antar maskapai sesama anggota Skyteam Airlines.Â
Dalam kerja sama ini, pihak maskapai China Airlines hanya sekadar membantu menjualkan tiket penerbangan saja, sedangkan yang melakukan operasi penerbangan tetaplah maskapai dalam negeri atau dalam hal ini Garuda Indonesia. Kerja sama seperti ini dapat melibatkan dua perusahaan penerbangan atau lebih yang memungkinkan tiket kursi suatu maskapai dijual ke maskapai lain.
Perusahaan yang melayani rute penerbangan disebut dengan operating party, sedangkan perusahaan yang memasarkan tiket disebut marketing party. Sehingga dalam kasus China Airlines yang melayani penerbangan Jakarta -- Makassar ini maskapai China Airline hanya berperan sebagai marketing party, dan operating party-nya adalah maskapai domestik yang dimiliki oleh Indonesia.
Sebagai tambahan informasi, anggota dari Skyteam Airlines ini cukup banyak. Ada maskapai dari negara Korea, Italia, Perancis, Belanda, Indonesia, Tiongkok, hingga Czechnya. Jadi kerja sama codeshare ini tidak sebatas dilakukan antara maskapai Indonesia dengan maskapai Tiongkok. Masih ada maskapai dari negara-negara lain yang berpotensi melakukan jenis kerja sama serupa. Mungkin viralnya pemberitaan perihal China Airlines ini adalah karena maskapai yang melakukan codeshare dengan maskapai Indonesia berasal dari Tiongkok.