Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Takjil Berbuka Tanpa Plastik dengan Masakan Keluarga

10 Mei 2019   11:42 Diperbarui: 10 Mei 2019   12:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peduli terhadap penggunaan plastik sekali pakai adalah implementasi nyata dari ibadah puasa (Sumber gambar : https://www.antaranews.com)

Tradisi dalam berbuka puasa kita tidak bisa dipisahkan dari yang namanya takjil. Setiap menjelang datangnya waktu berbuka tiba, sebagian orang berbondong-bondong menyerbu penjual takjil. Jajanan, es buah, kolak, atau gorengan merupakan sebagian dari suguhan menjelang berbuka yang bisa kita nikmati. 

Pada saat mengarungi hari berpuasa dahaga begitu terasa, dan guyuran sejuk es buah mungkin adalah pemuas dahaga yang luar biasa. Beberapa bungkus es buah dibeli dan tampilannya yang terlihat melalui plastik transparan seakan begitu menggoda untuk segera dinikmati. 

Mmhhhh... Betapa nikmatnya ketika tabuh bedug maghrib berbunyi dan suara adzan berkumandang. Subhanallah. Begitu indahnya saat berbuka.

Menjalani hari-hari di bulan Ramadhan barangkali bisa dikatakan sebagai periode terindah dalam beribadah. Suasana hangat bulan nan suci ini begitu terasa, ditambahkan ingar bingar para "pemburu" adzan maghrib. Semuanya terlihat begitu sempurna. 

Akan tetapi ada satu hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa momen berbuka puasa yang begitu ditunggu itu biasanya menyisakan jejak yang seringkali terabaikan. Jejak sampah bungkus plastik yang kita pakai untuk membeli jajanan, membeli gorengan, membungkus es buah, dan lain sebagainya. Plastik itu setelah isinya kita ambil berlalu entah kemana. 

Menumpuk di tempat sampah, atau terbang tertiup angin. Kita lalai, bahwa plastik itu adalah satu dari sekian barang bekas yang tidak lekang dalam waktu singkat. Ia menjadi bagian dari polusi lingkungan, sampah yang tidak terurus.

Sebagian dari kita mungkin tidak menghiraukan hal ini, sebagian lagi mengetahui tapi tidak mau peduli, dan sebagian yang lain memiliki kepedulian serta melakukan tindakan atas bentuk kepeduliannya itu. 

Mencintai lingkungan kita adalah bagian dari keimanan, dan itu artinya memberikan nilai tambah terhadap amal ibadah puasa yang kita lakukan. Puasa memiliki makna menahan diri, bukan sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga saja. 

Akan tetapi menahan diri untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain dan alam lingkungan sekitar juga merupakan bagian dari menjalankan puasa itu sendiri. Lalu apakah kita tidak boleh menikmati takjil saat berbuka?

Memasak Takjil Bersama Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun