Pada saat masih berstatus siswa atau mahasiswa dulu penulis beranggapan dunia kerja itu seperti apa sih? Apa saja yang harus dilakukan dalam bekerja? Apakah bekerja itu tidak jauh berbeda dengan sewaktu kita menempuh pendidikan?Â
Ketika periode memasuki dunia kerja dimulai barulah penulis menyadari tentang apa itu bekerja serta sejauh mana perbedaannya dengan teori-teori yang dahulu pernah dipelajari semasa di bangku sekolah hingga perkuliahan.Â
Masa-masa awal pasca lulus dari godokan institusi pendidikan terdapat suatu harapan besar bahwa idealisme yang selama ini terbangun dari wawasan pandidikan itu bisa sepenuhnya diterapkan dalam lingkungan kerja.Â
Salah satunya adalah tentang disiplin ilmu yang ditempuh sewaktu kuliah hendaknya bisa selaras dengan posisi pekerjaan yang dijalani kelak. Jika seorang lulusan fakultas teknik, tentunya berharap menjalani profesi sebagai engineer.Â
Jika lulusan fakultas ekonomi, biasanya banyak yang berharap menjadi ahli pemasaran. Apabila ada yang merupakan lulusan teknik informatika, besar harapan untuk menjadi profesional bidang Information Technology (IT).Â
Kalaupun secara bidang keilmuan ada banyak yang menemukan kecocokan, tidak jarang ketika sudah menjalaninya dirasa ada banyak hal-hal yang tidak ideal menurut pandangan mereka.Â
Para newbie ini memiliki pemahaman bahwa sesuatu kondisi seharusnya seperti apa, akan tetapi mereka melihat realitas yang ada sungguh jauh berbeda. Banyak dari newbie yang mengira setiap organisasi bisnis menjalankan sistem yang sempurna, yang lengkap, yang full support, dan serba baik-baik saja.Â
Pada saat newbie menemukan kondisi yang jauh berbeda dengan ekspektasi maka mungkin pada saat itulah para newbie ini mengira bahwa mereka telah "salah jalan". Mengirimkan aplikasi kerja ke segala penjuru kembali dilakukan demi supaya bisa bertemu dengan situasi ideal yang dimaksud. Mereka masih mencari celah menemukan kondisi ideal versi diri mereka masing-masing.
Idealisme para newbie tidak sebatas itu saja. Seringkali, urusan salary adalah satu poin yang menjadi prioritas utama selain dalam hal kesesuaian konteks kerja dengan bidang minat yang dimiliki. Akibatnya banyak sekali organisasi bisnis yang memiliki tingkat turnover rate yang tinggi.Â
Banyak pekerja keluar masuk dan datang silih berganti. Mungkin ada sebagian orang yang hanya butuh waktu sekali mencari dan kemudian tetap betah disana hingga pensiun. Namun tidak jarang yang terus melakukan pencarian pertama, kedua, ketiga, bahkan hingga ketujuh baru menemukan tempat yang dianggap pas.Â
Atau bisa jadi pada pencarian yang kesekian itupun sebenarnya masih belum dirasa pas, hanya saja keadaan sudah "memaksa" sehingga mau tidak mau membuatnya untuk tidak lagi melakukan pencarian. Mengikuti idealisme barangkali merupakan pilihan yang paling diinginkan oleh siapapun.Â