Hal ini juga sepertinya yang diadopsi oleh start up populer di tanah air mulai dari Go Jek, Tokopedia, dan Bukalapak. Industri yang digagas oleh generasi Y umumnya memang dikemas dengan gaya santai, kekinian, dan memudahkan munculnya kreativitas individu. Hal-hal yang hampir tidak pernah ditemui di perusahaan-perusahaan gagasan para generasi X dan sebelumnya.
Generasi baby boomer dan generasi Z tidak semuanya bisa dikelola secara efektif menggunakan gaya tipe X, begitu juga generasi Y atau Z juga belum tentu efektif dikelola dengan gaya tipe Y. Memerlukan riset dan pendekatan lebih mendalam untuk setiap organisasi agar bisa membaca kecenderungan dan menentukan metode pengelolaan sumber daya manusia yang tepat.
Karakteristik individu dengan latar belakang generasi yang berbeda apabila diberikan porsi perhatian lebih mungkin akan memberikan impact luar biasa dalam memajukan mutu organisasi tersebut.Â
Segala tipe manajerial yang kini banyak diadopsi oleh korporasi, lembaga, institusi, ataupun komunitas dalam beberapa tahun kedepan barangkali sudah tidak efektif lagi dalam menunjang perkembangan generasi.
Ketika generasi Z sudah semakin bertambah dan munculnya generasi Alfa mau tidak mau menuntut kita untuk berfikir lebih jauh tentang apa dan bagaimana sebuah pengelolaan dilakukan.Â
Apakah pengelolaan organisasi yang menjadi tanggung jawab utama seorang pemimpin bisa terus dipertahankan dengan gaya yang sama dalam beberapa periode kedepan ataukah diperlukan gagasan-gagasan baru untuk menjaga peranan sosok pemimpin benar-benar efektif dan optimal dalam membentuk sumber daya manusia yang produktif.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H